Hagia Sofia, Masjid atau Gereja?
Salah satu bangunan yang menjadi ikon Istanbul adalah Hagia Sofia. Menurut Mahmet, pemandu gue di sana, Hagia Sofia atau Aya Sofia berarti “jiwa yang suci”.
Hagia sofia dibangun di zaman Konstantius, anaknya Konstantin yang Agung. Awalnya, bangunan ini digunakan sebagai gereja. Lalu setelah Istanbul direbut oleh pasukan Islam dan berganti nama menjadi Konstantinopel, Hagia Sofia berubah menjadi masjid. Sekarang, bangunan ini dijadikan museum dan objek wisata.
Masih menurut si Mahmet, bangunan Hagia Sofia yang berdiri sekarang ini adalah bangunan Hagia Sofia yang ketiga. Bangunan yang pertama hancur karena bencana alam, sementara bangunan kedua hangus dilalap api.
Di dinding Hagia Sofia terdapat kaligrafi-kaligrafi bertuliskan asma Allah dan Nabi Muhammad yang berdampingan dengan lukisan Maria dan Isa. Dari beberapa media sih gue sempet baca dan denger, kalau lukisan ini memang ada dari dulu. Gue tadinya juga berpikir gitu, tapi iseng-iseng gue tanyain hal ini ke sang guide. Ternyata oh ternyata, lukisan itu baru aja dibuat pemerintah Turki, supaya orang ngeh kalau dulunya bangunan ini pernah dipakai untuk gereja dan masjid. Oalah..pembohongan publik ini namanya.
Tapi, terlepas dari hal tadi, hagia sofia adalah bangunan yang sangat menarik. Bagian luarnya berwarna oranye yang sudah pupus, sedangkan bagian dalamnya berwarna abu-abu tua. Kubah-kubah yang besar diselingi minaret yang menjulang tinggi membuat bangunan ini tampak megah. Bagian dalamnya, luas banget, tanpa ada tiang-tiang yang kerap mengganggu pandangan. Konon, kata dosen struktur gue,bagian dalam yang luas dan tanpa tiang ini berkat penggunaan kubah. Hebat ya.. Karena pernah dipake sebagai masjid, di dalam Hagia Sofia terdapat sebuah mimbar besar dan tinggi. Ada juga tempat wudhu yang bentuknya seperti pancuran mini.
Di salah satu bagian, ada tiang yang ramai dikerubungi orang. Tiang ini punya bolongan sebesar jempol. Para pengunjung dipersilakan memasukkan jempolnya ke dalam lobang, dan harus memutar jempol itu 360 derajat, tanpa mengeluarkannya dari lobang. Konon, siapa yang berhasil melakukannya, permintaannya akan terkabul. Gue mencoba juga, tapi ga berhasil-berhasil bo. Jempol gue ampe sakit keplintir-plintir.
Labels: istanbul
2 Comments:
seru dan menarik yah sejarah bangunan2 turki.. hingga penjajahan ke otoman. salam kenal mbak Rahma :)
February 22, 2013 at 8:07 PM
Salam kenal juga Rustka..
Iya, Turki negeri yang cantik banget. Kalau ada rejeki, pengen ke sana lagi :D
February 24, 2013 at 10:36 PM
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home