Transit at Malaka (4): Menyusuri Sungai Melaka
Malaka adalah kota kecil yang terawat dan indah. Untuk mengitarinya, sebenarnya hanya butuh waktu satu hari saja, sebab objek wisata hanya terpusat di satu area saja. Saya tiba di Melaka pukul 1 siang dan meninggalkan Melaka pukul 10.00 keesokan harinya. Sebenarnya waktu saya cukup, tapi berhubung hujan terus menerus turun, saya sedikit kehilangan waktu, sehingga ada beberapa objek yang belum tuntas saya datangi.
Pedestrian di belakang Oriental Hostel |
Setelah hujan mulai berkurang intensitasnya, walaupun belum reda sepenuhnya, saya melangkah keluar. Tujuan saya pertama adalah Stadthyus. Dari hostel ke sana, sebenarnya hanya butuh waktu 5 menit, jika saya berjalan kaki melewati Jonker Street. Tapi saya memilih melewati tepian sungai walaupun perjalanan lebih memutar. Ya, saya memang tipe yang sangat suka dengan tepian sungai. Di manapun, kalau ada sungai bersih dan tepiannya bisa disusuri, saya pasti akan menempatkannya sebagai tujuan utama saya. Itupula yang menjadi alasan saya memilih hostel Oriental, karena ia berada di tepi sungai. Saya tinggal keluar dari pintu belakang dan menyusuri pedestrian.
Ini dia Sungai Melaka. Difoto keesokan harinya, saat nggak hujan. |
Banyak bangunan yang dicat warna-warni di sepanjang sungai. Kerenn.. |
Sungai Melaka ini adalah sungai yang membelah kota Melaka. Dulu, sungai ini adalah jalur perdagangan utama Melaka. Sekarang, sungai ini hanya dipakai sebagai objek wisata. Enaknya, di sepanjang tepian sungai terdapat trotar tempat berjalan kaki. Bangunan di sepanjang jalan pun lumayan memanjakan mata. Rata-rata bangunan dicat dengan warna cerah, ataupun dicat dengan lukisan yang menarik.
Entah kenapa, sepanjang saya berjalan, saya tidak menemukan satu orang pun turis. Mungkin karena saat itu masih hujan, atau mungkin tepian sungai ini tidak menarik bagi mereka. Kebanyakan turis (terutama turis Asia) menyusuri sungai dengan river cruise boat. Saya sebenarnya tidak tertarik menggunakan ini, tapi karena hujan turun lagi dan museum di Stadthuys sudah tutup (saat itu sudah pukul 5), saya akhirnya menaiki perahu ini. Harganya murah, hanya 15 RM. Tapi ternyata, baru 5 menit, saya sudah bosan.
Setelah river cruise saya berakhir, saya memutuskan untuk menuju Jonker Street untuk melihat night market dan mencoba beberapa makanan khas Melaka. Sayangnya, baru satu jam di sana, hujan lagi-lagi turun dengan derasnya sampai malam. Saya terpaksa kembali ke hostel dan mendekam di sana.
Jonker Street, belum terlalu ramai karena baru dibuka. |
Salah satu sudut Jonker Street |
Labels: Melaka
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home