Merantau ala Imam Syafi'i
Saya baru saja membaca sebuah buku. Judulnya: negeri 5 menara. Sebuah buku yang amat menarik, menurut saya.
Eniwei, saya nggak ingin membicarakan isi buku itu. Resensi soal buku 5 menara sudah bertebaran di berbagai blog dan situs. Saya hanya ingin mengutip salah satu tulisan dari buku itu, yang sampai saat ini membekas banget di hati. Sebuah kutipan yang membuat saya jadi ingin mengepakkan sayap lebih lebar.
Kutipan ini sebenarnya bukan murni karya sang penulis, melainkan sebuah petuah dari Imam Syafii, seorang guru besar yang mahzabnya masih saya ikuti sampai saat ini. Berikut kutipannya.
" Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang.
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan.
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan.
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang.
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang.
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa.
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran.
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran.
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang.tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan. "
Labels: curhat
4 Comments:
waa bagus bangettt. gw juga jadi makin termotivasi ni untuk terus traveling :)
October 23, 2009 at 3:42 PM
hehehe...hidup travelling !!
October 26, 2009 at 2:11 PM
kalo merantaunya untuk krja gmn ukh? :)
February 1, 2012 at 11:36 AM
Kalau buat kerja malah lebih bagus ukh, lbh berasa merantaunya...
February 21, 2012 at 11:12 AM
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home