Ngaben di Puri Peliatan
Dari ibu-ibu penjual bunga saji di Pasar Ubud, gue dapet info kalau di Ubud akan ada upacara ngaben Raja Tjokorda Gde Putra Nindia, Raja ke-9 Peliatan. Karena yang wafat ini adalah raja, ngaben akan diadakan secara besar-besaran. Belum tentu tahun depan ada lagi ngaben seperti ini.
Too bad, gue ga bisa menyaksikannya karena di hari itu, gue mesti pulang ke Jakarta. Akhirnya, gue memutuskan untuk melihat proses persiapan upacaranya aja. Dari depan Pasar Ubud, gue naik angkot warna biru (lupa nomernya) dan turun pas di depan Pura Dalem Agung Peliatan. Tadinya gue berniat jalan kaki aja, tapi untunglah Mbok-Mbok penjual nasi tiwul memberi tahu gue tentang angkot ini. Lumayan juga ternyata jaraknya..
Di samping Pura, sudah berdiri patung lembu putih yang katanya tingginya mencapai 25 meter. Lembu putih ini nantinya digunakan sebagai tempat membakar jenasah raja. Katanya lagi, hanya raja yang bisa menggunakan lembu warna putih ini. Masyarakat biasa hanya boleh menggunakan yang warna hitam aja.
Selain lembu, ada juga Bade 11 tingkat yang tingginya mencapai 25 meter juga . Waktu gue dateng, Bade ini baru selesai 90 persen, jadi masih ada orang-orang yang membuatnya. Iseng-iseng, gue nanya ke salah satu orangt, berapa lama proses pembuatan Bade ini. Ternyata, mereka bikin semua ini dalam waktu 2 bulan!! Dan ternyata lagi, proses ini dilakukan dengan sukarela, tanpa bayaran, tanpa imbalan. Hebat bener..
Di dalam Puri, kesibukan juga tampak. Beberapa orang merapikan lagi hiasan-hiasan. Ada janur, ada patung-patung, ada ukiran-ukiran emas. Ada juga yang lagi nyapu, yang mootong rumput, yang motong taneman, yang bersihin selokan. Pokoknya semua bergotong royong, ga ada yang nganggur..
Labels: Bali
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home