Bugis Village
Bugis street ini adalah sebuah jalan, di antara bangunan-bangunan bergaya Eropa. Nah, dulu kaatanya jalan ini sering ada pasar kaget. Lama-kelamaan pasar kaget ini berkembang jadi pasar beneran. Jadilah bugis street.
Dulu, waktu gue pertama kali ke sini, toko-toko berada di area terbuka. Sekarang, jalan ini udah ditutup ama polycarbonate. Kata gue sih, enakan yang dulu..adem.
Jangan bayangin toko di sini kayak toko di mall. Toko-toko di sini ukurannya kecil-kecil, mirip toko dadakan di Blok-M, tempat relokasi pedagang aldiron itu loh. Ukuran tokonya paling nggak lebih dari 3mx3m, dan barang yang ditaro banyak banget. Karena di kanan-kiri jalan ini terdapat toko, jalan jadi sempit, hanya bisa dilalui 2-3 orang.
Di sini, dijual berbagai macam barang yang bisa ditawar. Barangnya mirip-mirip ama barang di ITC sih, jadi gue nggak pernah beli apapun di sini. Gue lebih sering beli jus blueberry yang banyak dijual di sana, yang harganya 1-2 dolar.
Yang gue penasaran, kenapa ada kata “bugis” di depan jalan ini. Mungkin dulu yang jualan orang-orang Bugis kali ya..
Labels: singapura
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home