Long Way to Angkor Wat (part5): Keliling Phnom Penh
Sekitar jam 1, kami sampai di Phom Penh. Begitu keluar dari tempat bus, puluhan sopir tuk-tuk langsung menghampiri. Males dengan keributan itu, gue dkk berjalan sedikit mencari tempat yang lebih sepi. Di sana, kami menawar tuk-tuk seharga $10 untuk mengantar kami ke hotel, sekaligus mengantar kami ke killing field.
Hotel yang kami tempati ternyata cukup
bagus. Namanya
-->Indochine. Letaknya ga jauh dari pinggir Sungai Mekong (bahasa kerennya Riverside)
dan Royal Palace.
Oya, nama jalan di sini unik. Namanya
berupa angka, jadi ada st 123, st 124, dan seterusnya. Enak, karena jelas mesti
nyari ke mana dan berapa jauh dari tempat kita berada.
Killing Field dan Ben Tanh Market
Setelah cuci muka, kami pun diantar ke killing field. Ternyata letaknya lumayan jauh, kira-kira makan waktu 45 menit dari hotel. Saran gue, siap-siap masker dan kacamata de, karena jalannya full of debu dan polusi.
Setelah cuci muka, kami pun diantar ke killing field. Ternyata letaknya lumayan jauh, kira-kira makan waktu 45 menit dari hotel. Saran gue, siap-siap masker dan kacamata de, karena jalannya full of debu dan polusi.
Gue pikir, di killing field ini gue akan
menemukan bangunan besar, dengan museum dan sebagainya, mirip lubang buaya
gitu. Ternyata hanya ada satu monumen tinggi, tempat 9000 tengkorak bekas
pembantaian Khmer ditaruh. Di belakang monumen, terdapat lubang-lubang yang
konon adalah tempat mayat-mayat dikubur. Selain itu, ada gubug-gubung tempat
pembantaian, ada untuk bayi, ada khusus wanita. Merinding deh..
Selain monumen, terdapat pula museum kecil
yang berisi sejarah pembantaian. Dari situ gue baca, ternyata si PolPot
(pemimpin Khmer dan perdana menteri Kamboja) ingin membersihkan etnisnya. Kaum
yang dia anggap menenentang dan berpotensi menjatuhkan dia dibunuh. Artis,
politikus, guru, sejarahwan, dan orang-orang pintar serta keluarganya dibunuh
di sini. Ada pula yang diracun dengan menggunakan gas geosida.
Selepas dari ladang pembantaian itu, ada
dua pilihan menghadang. Ben Tanh Market atau Russian Market. Entah kenapa, gue
selalu suka liat pasar. Menurut gue, pasar mewakili kehidupan masyarakat
sebenarnya. Tapi karena waktu ga cukup, akhirnya kami memilih Ben Tanh Market
aja karena lebih dekat dengan hotel kami.
Ben
Tanh market adalah sebuah pasar tua di yang gedungnya bergaya Perancis. Gedungnya
bulet, berwarna kuning, dan di bagian tengahnya berbentuk kubah. Menarik sih..
Labels: angkor wat, kamboja, phnom penh
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home