Long Way To Angkor Wat (hari 2): Chu Chi Tunnel
Objek utama HCM adalah Chu Chi Tunnel. Terowongan bekas Vietkong ini amat terkenal sehingga banyak banget paket yang menawarkan tur ke sana. Gue mengambil paket dari hotel gue aja dengan harga 5 dolar, ga termasuk tiket masuk ke Chu Chi Tunnel dan makan. Hanya jasa nganter doang sih..
Sebenernya banyak jasa tur lain yang menawarkan paket serupa, dengan harga sekitar 4-5 dolar. Tapi berhubung gue males nyari lagi, plus waktu gue di sono hanya sebentar, gue memutuskan untuk ikutan tur ini.
Selain paket ke Chu Chi Tunnel ini, sebenernya ada paket yang sekaligus mengunjungi Cao Dao Temple, kuil yang digunakan 3 agama sekaligus sebagai tempat sembahyang. Dari foto-foto yang gue lihat, bangunannya keren. Berwarna coklat dengan gaya yang mirip istana di Thailand. Tapi yang paling menarik adalah prosesi sembahyang yang diadakan di waktu tertentu.
Pengen banget gue ikutan tur ini. Tapi sayangnya, waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi kedua objek di atas mesti seharian,sementara kalau hanya mengambil paket Chu Chi Tunnel, jam 2 siang gue sudah bisa kembali ke HCM. Nah, berhubung waktu mepet, dengan terpaksa gue mengabaikan tawaran menarik itu.
Jam 8 pagi, seluruh peserta sudah berkumpul di depan hostel. Banyak juga ternyata pesertanya, termasuk dua orang cowo Jerman yang ganteng, yang duduk di sebelah gue. Salah satunya masih ABG banget, pake celana merah dan kacamata gaul yang warnanya sama dengan warna celananya itu. Walah.. Ada juga serombongan ibu-ibu yang selalu melihat gue dengan pandangan takjub. Sepertinya mereka lom pernah liat orang pake jilbab kali ya, jadi mereka heran banget negliat gue yang tertutup dari atas sampe bawah di hari sepanas itu, sementara yang lainnya bermini-mini ria. Hihihi..
Rombongan kami dikawal oleh seorang guide tua yang rada menyebalkan. Dia lebih senang ngobrol dengan ibu-ibu dan bapak-bapak, yang jelas banyak duitnya ketimbang kami, para backpacker muda. Dia duduk di dekat mereka, dan nyuekin yang lainnya. Rese banget kan? Konon, itu khas tur guide Vietnam dan negara-negara berkembang. Mata duitan..
Sebelum mengunjungi Chu Chi Tunnel, gue dan rombongan dibawa menuju ke sebuah tempat pembuatan kerajinan tangan di daerah Binh Tan. Uniknya, pembuat kerajinan tangan di sini adalah difabel. Salut gue melihat mereka bekerja dengan terampilnya, melukis dan menghasilkan kerajinan yang indah.
Setelah puas melihat para pekerja hebat itu, gue dan rombongan dibawa menuju tujuan utama: Chu Chi Tunnel. Untuk masuk ke sana, kita diharuskan membeli tiket terusan seharga 5000 VND (kurang lebih Rp 25.000). Dengan tiket ini, kita akan diajak mengelili area Chu Chi Tunnel, yang terdapat di dalam area yang masih penuh dengan pepohonan tinggi.
Sebelum masuk ke dalam terowongan, kami dibawa ke sebuah ruangan berdinding bata beratap jerami, untuk melihat video mengenai sejarah terowongan ini. Berhubung gue udah sering denger dari nyokap gue yang guru sejarah, gue ga terlalu tertarik menyimaknya. (belagu yah gue)
Selepas dari ruang video, kami dibawa melihat diorama-diorama para Vietkong. Ada diorama orang lagi memasak, lagi membuat peluru, dan sebagainya. Gue bilang, bagusan diorama di Monas, lebih halus pekerjaannya. Yang ini mah kasar, hanya aja dia dibuat di habitat aslinya dan dibuat sebesar orang beneran.
Setelah itu, kami diajak menyusuri hutan melihat senjata-senjata yang digunakan oleh Vietkong. Ada bambu runcing, ada jebakan di tanah yang terbuat dari bambu dan racun. Bule-bule itu sangat kagum melihat senjata sederhana dari bambu ini. Sementara kami, yang asalnya dari negeri ’45, merasa biasa aja mendengar penjelasan si guide yang berapi-api itu. Ohya, guide-nya ini bukan lagi guide yang tadi membawa kita dari hotel. Melainkan seorang bapak-bapak yang dulu pernah menghianati Vietnam dengan menjadi tentara Amerika dan membunuh teman senegaranya. Dan sekarang, dia mencari uang dari hasil karya orang yang dibunuhnya. Kejam tuh Bapak..
Sebelum masuk ke dalam terowongan, kami dibawa menuju sebuah lubang kecil tempat tentara Vietkong bersembunyi ketika sedang berpatroli. Ini lubang bener-bener kecil. Berbentuk persegi empat, dengan kedalaman kurang lebih 1,5 meter. Karena penasaran, gue mencoba masuk ke dalam sini. Masuknya sih gampang, karena ternyata lubangnya masih lebih gede dari badan gue (hehe..sok langsing), tapi keluarnya...ampun susah banget. Secara tingginya 1,5 meter, kaki gue ga bisa mencapai dasarnya. Nah, pas gue mau keluar dengan menumpu pada tangan, kaki gue ga bisa membantu menaikkan badan gue ke atas. Alhasil, dua cowo bule ganteng harus menarik gue keluar dari lubang itu. Dan setelah gue berhasil keluar, semua orang bertepuk tangan dan bersorak gembira. Mokal ga tuh...:p
Tujuan terakhir adalah terowongan. Dari penampang terowongan yang ada di ruang video tadi, terlihat kalau terowongan ini terbagi menjadi 3 level. Di sinilah bangsa Vietkong bersembunyi dan bergerilya melawan tentara Amerika. Konon menurut si guide, ada seorang ibu yang terpaksa membunuh anak bayinya yang menangis, agar tangisannya tidak terdengar tentara Amerika yang ujung-ujungnya bisa membahayakan keselamatan semua orang. Tragis...
Terowongan ini kabarnya panjang banget sampe berkilo-kilo meter, tapi yang boleh dimasuki turis hanya sepanjang 500 m aja. Turis yang ga mau ikutan masuk bisa nunggu di pintu keluar. Di sepanjang terowongan juga ada semacam pintu darurat untuk turis-turis yang tiba-tiba ketakutan di dalam dan pengen keluar.
Ga tau berapa tinggi terowongan ini. Yang jelas, untuk melewatinya gue harus jongkok. Bahkan berdiri bungkuk pun ga bisa. Kesian liat para bule yang mencoba masuk ke dalam, harus berjuang berjongkok dengan kaki panjangnya. FYI aja, bule tuh ga bisa jongkok loh...
Gue pikir semua orang masuk ke terowongan ini. Ternyata hanya sebagian kecil dari rombongan kami yang masuk hingga titik akhir. Yang lain ada yang memang dari awal ga masuk, ada yang menyerah di depan pintu masuk, ada juga yang mundur di tengah jalan termasuk dua cowo Jerman ababil itu. Makanya, begitu gue keluar dengan peluh di seluruh tubuh dan baju kotor, orang-orang yang lain langsung tepok tangan. Hahaha....berasa jagoan gue :P
Labels: angkor wat, ho chi minh
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home