Breaking Australia bareng Simpati (part 2) — Asyik, Nontonnya di Gold Class !!
Bersama dengan 12 pemenang lainnya, gue berangkat ke Sydney. Sebenarnya, ada 15 pemenang, tapi yang visanya diterbitkan pihak kedutaan hanya 13. Ada Kevin, Indira, Fanny, Venie, Ica, Chika, Wintang, Intan, Labani, Putra, Kiwong, dan Orlando. Dan nampaknya, gue yang paling senior (ga mau dibilang tua..hihihi).
Perjalanan Jakarta-Sydney menghabiskan waktu cuma 7 jam. Cuma? Hehehe...sejak pernah mengalami penerbangan selama 14 jam ke London, gue jadi menganggap penerbangan di bawah 10 jam adalah penerbangan yang ga lama. Belagu ya gue? :P
Pesawat Garuda yang membawa gue dan rombongan mendarat di Kingsford Smith, sebuah bandara internasional Sydney yang letaknya nggak terlalu jauh dari pusat kota Sydney. Awalnya gue mengira, bandara Internasional ini ga terlalu oke, karena yang gue temui hanyalah sebuah bandara kecil dengan peralatan kamar mandi yang kuno (gila, handdryernya masih perlu dipencet-pencet bo!). Ternyata, itu hanya bagian kecil dari bandaranya. Terbukti, di terminal keberangkatan nanti gue menemukan sebuah "mal" di dalamnya.
kamar gue di Rydges. Belom ada koper betebaran nih.. |
Dan ternyata, hotel ini juga nggak terlalu jauh dari Darling Harbor, Victoria Building, dan Paddy's. Asyik banget deh. Kalau meminjam istilahnya Erwin (sodara gue yang ada di sono), dari hotel ini bisa jalan ke mana aja. *Mereka mah ke mana pun jalan kaki*
Tiket, hotdog dan minuman buat nonton breaking dawn |
Puas nonton, gue dkk dibawa menuju restoran Delima, restoran di Chinatown yang menjual masakan Indonesia. Makanannya asyik, interiornya bagus, dan pelayannya ganteng (bisa bahasa Indonesia pula). Hahaha...
Oiya, selama di Sydney ini makanan yang disediain buat kami okeh banget. Malah bisa dibilang berlimpah. Belom laper, udah diajak makan lagi. Ga heran, sehabis pulang dari sini, bobot badan gue bertambah. Nasib..
Labels: Sydney
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home