Backpacking Bareng Mama Ke China
-->
Walaupun ada pepatah yang
mengatakan “tuntutlah ilmu hingga ke Negeri Cina”, saya tak pernah menjadikan
Cina sebagai salah satu destinasi impian saya. Apalagi ada yang bilang, Cina
itu jorok, orangnya kasar dan belagu. Cina juga sulit untuk dijelajahi tanpa
tur, karena rata-rata penduduknya tidak bisa berbahasa Inggris.
Tapi kemudian, adik saya
bersama teman-teman kuliahnya pergi ke sana. Sepulangnya, ia menceritakan
tentang kemudahan berpergian sendirian di Cina. Plus foto-foto yang membuat
saya membuat saya berpikir kalau saya harus segera ke Cina.
Tak lama setelah kepulangan
adik saya dari Cina, ada promo murah dari Airasia menuju beberapa kawasan di
Cina. Ada promo ke Chengdu dan Shenzhen
yang terletak di Cina Selatan. Atau promo ke Hangzhou yang letaknya di Timur. Adapula
promo ke Tiajin dan Beijing, yang letaknya lebih ke utara. Saya memilih Cina
Utara. Prinsip saya, kalau suatu saat saya ke Cina, yang pertama harus saya
datangi adalah Beijing, ibukotanya
.
Walaupun sudah beberapa kali
pergi sendirian ke negara yang masyarakatnya tidak bisa berbahasa Inggris, ada
sedikit rasa ragu di hati saya kali ini. Tadinya saya sempat berpikir untuk
mengikuti tur lokal saja di sana, sehingga saya tinggal bawa badan saja ke
sana. Tapi setelah browsing sana-sini, saya tidak menemukan tur lokal yang
kredibel namun murah. Akhirnya saya
memutuskan untuk kembali ke jalur awal: pergi tanpa tur sama sekali.
Tiga bulan sebelum
keberangkatan, saya mempersiapkan semuanya. Mulai dari mencari informasi
tentang visa, penginapan yang sesuai, info tentang angkutan, hingga mencari
padanan kata bahasa Cina. Saya juga
berusaha mencari buku panduan traveling di Cina Utara dan Tengah, namun saya
tidak menemukannya. Itu sebabnya, saya jadi gatel,
ingin membuat buku supaya orang punya informasi yang cukup tentang Cina Utara
dan Timur, dan tak takut pergi sendirian ke sana.
Sekarang ini, buku saya sudah proses editing. Doain semoga cepat kelar ya...