BLOG TERBARU SAYA ADA DI WWW.JILBABBACKPACKER.COM

Tuesday, September 10, 2013

Pagoda Bikin Kaki Melepuh


Saya datang ke Myanmar di musim panas. Selain menghitamkan kulit, musim panas ini membuat telapak kaki saya melepuh.

Ceritanya begini, di setiap temple dan pagoda yang saya datangi, ada peraturan khusus. Tak boleh menggunakan spaghetti dress alias yukensi, celana pendek, alas kaki, dan kaos kaki. Jadi, kaki ini telanjang, tanpa perlindungan apapun.

Nah, saat saya datang, udara di Bagan sedang panas-panasnya. Matahari bersinar dengan teriknya, hingga lantai temple, yang sebagian tidak beratap, terpanggang. Mau tak mau, saya harus melewati lantai-lantai itu.  Alhasil, telapak kaki saya melepuh, seperti terkena bara api.

Selain panas, lantai-lantai temple dan pagoda itu kebanyakan tidak terawatt alias kotor. Ditambah lagi, burung-burung dengan seenaknya buang air di sana. Kebayang, kan, bagaimana telapak kaki saya ketika di sana?

TIP
Katanya, bulan yang tepat untuk datang ke Myanmar adalah bulan Oktober-Februari. Saat itu, udara tidak terlalu panas, dan hujan jarang turun.

Labels:

Saturday, September 7, 2013

Perjalanan Tanpa Rencana

Di perjalanan kali ini, saya cenderung lebih cuek. Kalau biasanya dari jauh-jauh hari saya sibuk mencari informasi sana-sini, membuking hotel, dsb., kali ini saya baru melakukannya dua minggu menjelang keberangkatan. Pekerjaan, kesibukan lebaran, membuat saya melalaikannya. Ditambah lagi, hotel-hotel dan segalanya di sana tak bisa dibuking dari Indonesia.

Saya bahkan tak sempat membuat itinerary, seperti yang biasanya saya lakukan. Alhasil, yang saya bisa lakukan di detik-detik hanya mengumpulkan informasi-informasi, berisi daftar objek wisata yang ada, daftar hotel yang bisa didatangi, dan daftar nama bus yang dapat saya gunakan Yasudahlah, pikir saya.  Informasi yang saya kumpulkan sudah cukup, tak perlu ada jadwal.

Di malam menjelang keberangkatan, saya sadar, saya belum mencetak semua informasi yang sudah saya kumpulkan. Karena harus pulang tengah malam, akhirnya saya meminta teman seperjalanan saya untuk melakukannya.

Namun ternyata, teman saya tak mencetaknya. Awalnya saya sebal setengah mati, mengingat saya sudah mati-matinya mencarinya, dan semua yang saya butuhkan ada di sana. Tanpa itu, tanpa koneksi internet (yang memang amat jarang), saya nol.  Saya tak tahu bus apa yang harus saya tumpangi, tak tau nama hotel dan alamat yang bisa saya tempati, tak tau pula objek wisata apa yang mesti saya datangi.

Akhirnya, setelah sempat marah-marah, saya pasrah. Biarlah semua mengalir saja. Nyatanya, perjalanan  tanpa rencana ini berlangsung baik-baik saja.

TIP

Budget hotel di Myanmar kebanyakan tak bisa dipesan via website, namun bisa melalui email atau telepon.  

Labels:

Myanmar, Negara Ramah yang Masih Mentah

Ngapain ke Myanmar?
Jalan-jalan.
Haaa??? Ama siapa?
Bedua ama temen.
Haaaaa???  Emang ada apa di sana?
Ga ada apa-apa.
Lhaaaaaaa???

Itulah percakapan antara saya dan petugas imigrasi di terminal 3 Sukarno Hatta. Bukan hanya dia yang heran dengan kepergian saya ke Myanmar, ibu saya, teman-teman saya, bahkan bos saya pun geleng-geleng kepala mendengar rencana saya ini.

Apalagi, akhir-akhir ini Myanmar dan Indonesia sedang terlibat konflik. Kasus pembantaian muslim di Rohingya, pelemparan bom di kedutaan Myanmar, pembakaran wihara yang mengatasnamakan pejuang Rohingya, turun menjadi alasan mengapa mereka semua bingung dengan rencana saya ini.  Di samping heran, mereka khawatir, saya yang berjilbab akan mendapat kesulitan di sana nantinya.

Nyatanya tidak. Walaupun destinasi di sana tidak terlampau indah, saya mendapat banyak pengalaman unik dan berharga, yang tak akan saya lupakan seumur hidup saya. A travel is about the journey, not only a destination. Ya, inilah journey saya selama 6 hari di 3 kota di Myanmar. 

Labels: ,