BLOG TERBARU SAYA ADA DI WWW.JILBABBACKPACKER.COM

Thursday, May 1, 2014

Transit at Melaka (5): Mengintip Peninggalan Portugis

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, saya sudah keluar hostel. Tujuan saya kali ini adalah St Paul Church, reruntuhan gereja di belakang Stadthuys.

Stadthuys, ke mana2 mesti lewatin ini dulu

Gereja yang dulunya bernama Igreja de Madre de Sus (Chapel of Mother of God) ini awalnya benar-benar digunakan sebagai gereja. Namun setelah Crist Church terbangun, gereja ini dipakai sebagai perkuburan. Kini, makam tersebut telah direlokasi. Nisan-nisan bekas makam Portugis tersebut kini dipajang di dinding gereja.

Gereja dan patung St Francis

Di depan gereja terdapat patung St. Francis Xavier, misionaris asal Portugis yang memerintahkan untuk membangun gereja ini. Uniknya, patung ini tidak memiliki lengan kanan. Konon, sehari setelah patung diletakkan (di tahun 1952), ada sebuah pohon yang tumbang , menimpa patung dan menghancurkan tangan kanan patung ini.

Gereja ini terletak di sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi. Selain dapat menikmati dan membayangkan keindahan gereja saat masih berdiri tegak, dari sini Anda dapat melihat pelabuhan Melaka. 

Di bawah bukit terletak sisa benteng Famosa. Famosa yang berarti “terkenal” adalah benteng Portugis yang dibangun untuk menahan gempuran lawan. Sayangnya, yang tersisa kini hanya sebuah bangunan yang dulunya adalah pintu masuk benteng.

Sebenarnya, saya ingin ke Dataran Merdeka (mal) dan mencoba tart seribu lapis yang konon enak itu. Tapi apa daya, saya harus kembali ke Singapura.  

Labels:

Transit at Malaka (4): Menyusuri Sungai Melaka

Malaka adalah kota kecil yang terawat dan indah. Untuk mengitarinya, sebenarnya hanya butuh waktu satu hari saja, sebab objek wisata hanya terpusat di satu area saja. Saya tiba di Melaka pukul 1 siang dan meninggalkan Melaka pukul 10.00 keesokan harinya. Sebenarnya waktu saya cukup, tapi berhubung hujan terus menerus turun, saya sedikit kehilangan waktu, sehingga ada beberapa objek yang belum tuntas saya datangi.

Pedestrian di belakang Oriental Hostel
Setelah hujan mulai berkurang intensitasnya, walaupun belum reda sepenuhnya, saya melangkah keluar. Tujuan saya pertama adalah Stadthyus. Dari hostel ke sana, sebenarnya hanya butuh waktu 5 menit, jika saya berjalan kaki melewati Jonker Street. Tapi saya memilih melewati tepian sungai walaupun perjalanan lebih memutar. Ya, saya memang tipe yang sangat suka dengan tepian sungai. Di manapun, kalau ada sungai bersih dan tepiannya bisa disusuri, saya pasti akan menempatkannya sebagai tujuan utama saya. Itupula yang menjadi alasan saya memilih hostel Oriental, karena ia berada di tepi sungai. Saya tinggal keluar dari pintu belakang dan menyusuri pedestrian. 

Ini dia Sungai Melaka. Difoto keesokan harinya, saat nggak hujan.

Banyak bangunan yang dicat warna-warni di sepanjang sungai. Kerenn..
Sungai Melaka ini adalah sungai yang membelah kota Melaka. Dulu, sungai ini adalah jalur perdagangan utama Melaka. Sekarang, sungai ini hanya dipakai sebagai objek wisata. Enaknya, di sepanjang tepian sungai terdapat trotar tempat berjalan kaki. Bangunan di sepanjang jalan pun lumayan memanjakan mata. Rata-rata bangunan dicat dengan warna cerah, ataupun dicat dengan lukisan yang menarik.

Entah kenapa, sepanjang saya berjalan, saya tidak menemukan satu orang pun turis. Mungkin karena saat itu masih hujan, atau mungkin tepian sungai ini tidak menarik bagi mereka. Kebanyakan turis (terutama turis Asia) menyusuri sungai dengan river cruise boat. Saya sebenarnya tidak tertarik menggunakan ini, tapi karena hujan turun lagi dan museum di Stadthuys sudah tutup (saat itu sudah pukul 5), saya akhirnya menaiki perahu ini. Harganya murah, hanya 15 RM.  Tapi ternyata, baru 5 menit, saya sudah bosan. 



Setelah river cruise saya berakhir, saya memutuskan untuk menuju Jonker Street untuk melihat night market dan  mencoba beberapa makanan khas Melaka. Sayangnya, baru satu jam di sana, hujan lagi-lagi turun dengan derasnya sampai malam. Saya terpaksa kembali ke hostel dan mendekam di sana.

Jonker Street, belum terlalu ramai karena baru dibuka.

Salah satu sudut Jonker Street

Labels: