BLOG TERBARU SAYA ADA DI WWW.JILBABBACKPACKER.COM

Wednesday, November 18, 2009

Tambah Nama Di Paspor

Ini terjadi ama gue dan keluarga, sekwatu akan berangkat umrah kemaren. Arab Saudi mensyaratkan, nama di paspor mesti terdiri dari tiga kata. Misalnya: Aisyah Miftahul Huda (hehe..nama sapa nih gue catut).

Nama gue di paspor hanya terdiri atas dua kata. Walhasil, gue mesti menambah satu kata lagi di belakang nama gue. Biasanya sih, ditambah dengan nama ayah atau nama suami atau nama keluarga. Berhubung gue lom punya suami, nama gue ditambahin nama depan ayah gue.

Gue pikir, paspor lama gue akan diganti paspor baru. Sayang, soalnya masa berlaku paspor gue masih satu tahun lagi. Tapi ternyata, paspornya nggak
Read more »

Labels:

Bikin Paspor Sendiri? Siapa Takut ..


Gue menulis ini karena ada orang yang bilang, bikin paspor sendiri itu susah banget. Emang sih, paspor gue bukan hasil bikin sendiri, tapi diurus ama temennya om gue. Tapi itu dulu banget, sebelom gue tahu kalo bikin paspor ternyata ga ribet.

Nah, beberapa bulan lalu, adek gue berusaha bikin sendiri paspornya. Dan ternyata, mengurusnya nggak sesusah yang dibayangkan. FYI aja, adek gue itu ga seperti gue yang ke mana-mana berani sendirian. Tapi ternyata dia berhasil loh bikin paspor sendiri, tanpa calo!

Total biaya yang mesti dikeluarin cuma 275 rebu,dan paspor jadi dalam waktu hanya seminggu. Coba bandingin ama pake calo, minimal lo mesti keluarin dana 500-600 rebu (untuk yang jadi seminggu), dan 700 rebu (buat yang jadinya sehari).

Caranya gini:
Read more »

Labels:

Saturday, November 14, 2009

Istanbul, Kota Cantik di Tengah Asia dan Eropa

Ada 2 negara di dunia yang sangat ingin gue kunjungi: Mesir dan Turki. Alhamdulillah, cita-cita gue sudah terwujud 1/4 –nya. Gue udah mengunjungi salah satu kota mahapenting di Turki: Istanbul.

Kata orang, Istanbul adalah kota paling cantik di dunia. Kata gue, Istanbul tiada duanya. Rasanya gue jatuh cinta pada kota kecil yang dulunya bernama Konstantinopel ini.

Merujuk pada berbagai literatur yang gue baca, Istanbul merupakan kota terbesar kedua di Turki setelah Ankara. Namun, Istanbul ini lebih banyak dikunjungi turis karena menyuguhkan berbagai atraksi wisata yang sangat menarik.

Labels:

Pakai Guide

Karena kunjungan ke Turki merupakan paket Umrah, gue terpaksa pake guide. Enak sih, tinggal duduk manis. Tapi, lebih banyak ga enaknya. Waktu terjadwal, mesti ikutin dia maunya apa. Ditambah lagi, guide gue doyaaan banget cerita. Awalnya sih gue seneng menyimak omongannya, tapi lama kelamaan, gue lebih memilih buat moto-moto aja ketimbang dengerin suara cemprengnya dia.

Karena pake guide, gue nggak ngeh posisi tiap objek yang gue datengin. Untunglah, sehabis pulang dari Umrah gue sempet transit lagi di Istanbul, jadi bisa jalan-jalan sendiri, mengeksplor Istanbul walaupun cuma sebentar aja. Dan…setelah jalan-jalan sendiri, barulah gue tahu kalo ternyata semua objek yang gue datengin kemaren-kemaren itu, letaknya berdeketan. Oalaah..

Labels:

Friday, November 13, 2009

Hagia Sofia, Masjid atau Gereja?


Salah satu bangunan yang menjadi ikon Istanbul adalah Hagia Sofia. Menurut Mahmet, pemandu gue di sana, Hagia Sofia atau Aya Sofia berarti “jiwa yang suci”.

Hagia sofia dibangun di zaman Konstantius, anaknya Konstantin yang Agung. Awalnya, bangunan ini digunakan sebagai gereja. Lalu setelah Istanbul direbut oleh pasukan Islam dan berganti nama menjadi Konstantinopel, Hagia Sofia berubah menjadi masjid. Sekarang, bangunan ini dijadikan museum dan objek wisata.

Masih menurut si Mahmet, bangunan Hagia Sofia yang berdiri sekarang ini adalah bangunan Hagia Sofia yang ketiga. Bangunan yang pertama hancur karena bencana alam, sementara bangunan kedua hangus dilalap api.

Di dinding Hagia Sofia terdapat kaligrafi-kaligrafi bertuliskan asma Allah dan Nabi Muhammad yang berdampingan dengan lukisan Maria dan Isa. Dari beberapa media sih gue sempet baca dan denger, kalau lukisan ini memang ada dari dulu. Gue tadinya juga berpikir gitu, tapi iseng-iseng gue tanyain hal ini ke sang guide. Ternyata oh ternyata, lukisan itu baru aja dibuat pemerintah Turki, supaya orang ngeh kalau dulunya bangunan ini pernah dipakai untuk gereja dan masjid. Oalah..pembohongan publik ini namanya.

Read more »

Labels:

Friday, November 6, 2009

Blue Mosque

Masjid Biru atau juga dikenal dengan nama Masjid Sultan aAhmet terletak persis di depan Hagia Sofia. Nggak perlu naik bus, apalagi naek angkot. Cukup nyebrang jalan aja.

Masjid ini dibangun oleh Sultan Ahmed 1, dan jadi masjid pertama yang bener-bener dibangun di dataran Istanbul. Hagia Sofia juga masjid sih, tapi aslinya kan gereja.
Gue pikir, karena namanya adalah Blue Bosque, gue akan menemukan masjid berwarna biru, seperti halnya blue mosque di Iran. Tapi, sejauh mata memandang, nggak ada warna birunya sama sekali.

Dari luar, bangunan ini mirip-mirip dengan Hagia Sofia dan masjid lainnya di Istanbul. Tapi yang ini, punya lebih banyak kubah dan minaret; ada 6 kalo ga salah itung. Seperti gue bilang tadi, dari luar, masjid ini nggak biru sama sekali. Warnanya malah abu-abu terang, dan dihiasi dengan sejumlah mozaik khas Turki.
Read more »

Labels:

Wisata Kuliner di Istanbul





Walaupun gue berdiam diri di Istanbul hanya 3 hari, gue sempet mencicipi beberapa macem makanan khas Turki. Gue sebutin nih satu-satu ..

  1. Kofte: daging sapi atau kambing giling yang dibumbuin, dibentuk kayak perkedel dan dipanggang. Rasanya enak dan gurih, biasanya dimakan ama bulgur pilav atau ekmek. 
  2. Ekmek: semacem roti tipis dari gandum yang dipake untuk bungkus doner kebap (swawarma). Di restoran, ekmek ini adalah makanan complementary yang disajiin bareng sup Corba.
  3. Bulgur Pilav: nasi khas Turki yang teksturnya agak pera dan bentuknya bulet-bulet. Perpaduan antara nasi ama ketan, kata gue.
  4. Iskander Kebap :  ini nggak sama dengan kebap yang ada di jakarta. Kebap yang ada di sini nggak dibungkus roti (kecuali doner kebap). Kebap iskander ini paling terkenal di Turki, berupa potongan daging sapi atau kambing panggang, ditaruh di atas pide, disiram ama saos yoghurt dan melted butter. Katanya sih, yang paling enak adanya di daerah Bursa (di luar Istanbul). Karena jauh, gue cuma nyobain yang di Taksim. Rasanya...tetep endang gulindang.
  5. Doner Kebap: anak Jakarta pasti familiar dengan nama ini. Yup, Doner Kebap di sono sama dengan doner kebap di sini, hanya aja lebih enak dan porsinya lebih gede. Doner kebap ini adalah daging panggang (sapi, kambing atau ayam), dimasukkin ke dalam ekmek tipis. Doner kebap ini gampang banget ditemuin, dan harganya sekitar 2-3 lira.  
  6. Simit : ini yang namanya makanan rakyat; murah meriah dan mengenyangkan. Secara harganya cuma 50 kurus (1/2 lira). Bnetuknya lingkaran, mirip2 ama bagel or pretsel gitu de...Luarnya keras tapi dalemnya empuk banget. Simit ini tersebar di seluruh penjuru kota. Dijualnya pake gerobak ataupun didondong di atas kepala. Gue doyaaan banget nih roti..

Read more »

Labels:

Makan Dondurma

Dondurma adalah nama makanan sejenis es krim. Dari tampang, nggak beda dengan es krim di sini. Rasanya juga mirip-mirip: manis.. Bedanya, es krim khas turki ini lengket banget. Nggak gampang mencair kayak es krim biasanya. Nggak bakal tumpah juga kalo dibalik ke bawah. Katanya, es krim ini terbuat dari bahan salep. Salep yang dimaksud di sini tentu bukan salep kulit, tapi sejenis krim yang terbuat dari angrek.

Es krim yang disajikan di dalam sebuah corn ini punya aneka rasa. Ada rasa coklat, vanilla, strawberry, dan lemon. Gue saranin, nggak usah pake si lemon ini deh. Karena buat gue, rasanya aseeem banget.

Selain bahannya yang beda, cara penyajian es krim ini juga unik. Si tukang es krim, yang umumnya berpakaian khas Turki, akan menggunakan sendok panjang dari besi untuk mengambil es krim. Sebelum meletakan es krim di corn, si abang akan memukulkan sendok panjang ini ke gentong tempat es krim (yang juga terbuat dari besi), yang diselingi dengan pemukulan bel yang tergantung di depan gerobak. Atraktif bener..

Labels:

Monday, November 2, 2009

Mengarungi Selat Bosporus Yang Cantik



Selat Bosporus adalah selat yang memisahkan Turki Eropa dengan Turki Asia. Dari peta yang gue liat, selat yang lebarnya lebih kecil dari sungai Mahakam ini ternyata menghubungkan laut Marmara dengan laut Hitam.

Dari dulu hingga sekarang, selat ini menjadi urat nadinya Istanbul. Semua istana dibangun dengan view menghadap selat ini. Pun dengan perumahan elit dan hotel-hotel mahal, pun dibangun menghadap selat yang jadi kebanggaan warga Istanbul ini.

Selat ini juga begitu terkenalnya di Turki sampai-sampai ada pameo yang mengatakan “ kalau kau berteriak di tengah selat bosporus, itu artinya kau berteriak dari benua asia ke benua eropa.”

Banyak banget kegiatan yang bisa dilakukan di sini. Orang lokal umumnya menggunakan selat ini sebagai tempat nongkrong atau tempat mancing. Turis-turis bule yang pengen item memanfaatkan selat ini untuk berenang-renang (di tengah hari bolong, bo). Turis yang punya waktu lama di Istanbul biasanya turun ke pinggiran selat Bosporus tuk menikmati ikan bakar atau sekadar kongkow-kongkow di kafe yang bertebaran di sana. Turis yang waktunya mepet macam gue hanya punya satu pilihan, yakni mengarungi selat ini dengan menggunakan kapal.
Read more »

Labels:

Ketinggalan Kapal

Waktu gue lagi asyik foto-foto di geladak kapal bareng adek gue, iseng-iseng gue melihat ke arah pelabuhan yang baru aja kita lewati. Loh, mata gue menangkap sosok-sosok yang gue kenali berada di atas pelabuhan itu ya? Dan karena gue masih berada di atas kapal, berarti....gue ketinggalan!!

Gue sih nggak pengen panik, sebab gue yakin bakal ketemuan juga nanti. Tapi masalahnya, semua perlengkapan gue–hp, dompet and paspor–ada di dalam tas gue, dan tas itu dibawa turun nyokap gue. Adek gue sih menyimpan hp di kantongnya, tapi ga guna karena nggak ada pulsanya sama sekali.
Read more »

Labels:

Grand Bazaar





Di Istanbul, ada dua buah tempat belanja yang selalu ramai oleh turis-turis. Grand Bazar dan Spice Bazar (Egypt Bazar). Kedua pasar ini sudah ada sejak dulu kala. Bangunannya pun masih bangunan lama, yang gue bilang, mirip dengan stasiun Beos di Jakarta.

Di Grand Bazar, banyak dijual barang-barang kerajinan Turki, seperti karpet, baju, sandal, dan sebagainya. Lucu-lucu banget…

Tapi hati-hati, mereka suka memasang harga yang sangat tinggi. Walaupun kita tawar sampe ¼ harga, tapi ternyata harga tawaran kita itu masih terlampau mahal juga. Jadi, tips yang bisa dilakukan adalah, tawar semurah mungkin, kalo perlu ampe seperlimanya. Plus kalo suka dengan satu barang, jangan langsung beli. Cari dulu di toko yang lain, dan yang lain, pasalnya di toko sebelah, harganya bisa jauuuh lebih murah.
Read more »

Labels:

Spice Bazaar

Sesuai namanya Spice bazaar (atau kerap dikenal dengan nama Egyptian Bazaar) adalah pasar yang menjual aneka spice alias bumbu. Yup, begitu masuk ke dalam pasar ini, aroma rempah-rempah begitu kuat merasuk ke dalam idung gue. Segeer banget. Menurut orang-orang, tempat ini adalah tempat yang tepat buat beli saffron, karena murah banget.

Kalau mau beli Turkish delight atau oleh-oleh makanan Turki lainnya, di sini tempatnya. Di Grand Bazar sebenernya ada juga, tapi harganya lebih mahal.
Di sini juga dijual sih cenderamata khas Turki seperti piring, gantungan kunci dsb. Dan lagi-lagi, harganya lebiih murah ketimbang Grand Bazar.

Labels:

Cara Berdagang Orang Turki

Orang Turki punya taktik jitu untuk memikat pelanggan. Saat melihat kita tertarik dengan barang dagangannya, mereka akan membujuk calonnya masuk toko. “sekadar melihat saja”, katanya. Kemudian sang calon akan diminta duduk, lalu dijamu jus apel dan manisan, sembari diperlihatkan dagangan mereka. Uhh..akibatnya, orang yang tadinya ga niat beli, bisa berubah pikiran, gara-gara nggak enak ama kebaikan hati mereka. Dasar..

Labels:

Wajah-wajah Ganteng

Cowo-cowo Turki, seperti halnya orang Iran dan Italia, dikaruniai wajah-wajah yang nyaris sempurna; perpaduan wajah asia dan wajah Eropa. Mulai dari petugas karcis, pedagang di pasar, sampe tukang sapu-sapu jalanan, semuanya ganteng abissss!! Seandainya dibawa ke Indonesia, gue yakin mereka bakal jadi bintang sinetron.

Tapi mereka sepertinya sadar dengan kegantengan mereka, dan suka senyum-senyum kalo liat cewe Asia. Tapi ga papa lah, lumayan disenyumin cowo-cowo ganteng.

Oya, soal cowo ganteng ini, gue punya cerita. Saat gue n the gank lagi nunggu kebab di sebuah taman di istiqlal cadesi, gue dkk (yang semuanya cewe) melihat cowo yang ganteng luar biasa. Bodinya oke, gayanya pun oke: pake kaos turtle neck, celana khaki, dan kacamata item. Dia lewat di depan gue, lalu menyeberang ke jalan, dan masuk ke pintu depan sebuah taksi. OMG, ternyata dia supir taksi!!!

Labels:

Taksim dan Istiqlal Cadesi


Istiqlal Cadesi alias Jalan Cadesi adalah nama jalan di Taksim, pusat kota Istanbul yang jadi tempat kumpulnya anak muda. Di sepanjang jalan ini berderet toko-toko yang menjual aneka barang. Ada toko baju, toko karpet, toko parfum, toko kue, dan lain sebagainya. Banyak juga restoran-restoran yang menjual makanan khas Turki, macam kebab, dan Turkish delight. Restoran yang menjual fastfood ala Amerika pun menjamur di sana.

Untunglah hotel gue terletak nggak jauh dari sini, jadi gue bisa nongkrong-nongkrong di sana, sambil menikmati ciptaan Allah yang ganteng-ganteng :D.

Labels:

Bahasa yang Unik

Turki, punya bahasa yang menurut gue aneh bin ajaib. Apalagi kalau dilihat-lihat, banyak kata yang mirip dengan kata dalam bahasa Indonesia.

Misalnya saja CICEK, kalau di bahasa Indonesia ini artinya binatang melata itu, dalam bahasa turki ini berarti bunga. Contohnya lagi ini: 24 SAAT ACIK. Di Indonesia, ini cocoknya dipasang di diskotek-diskotek, tapi di sono, tulisan ini ada di beberapa restoran fastfood. Dan ternyata artinya: buka 24 jam. Oalah..

Tapi banyak juga yang artinya sama ama bahasa Indonesia. Misalnya aja WC. Di sini WC artinya toilet, di sana, WC punya arti yang sama.

Labels:

Nggak Boleh Parkir Sembarangan

Di sini, mobil hanya bisa parkir di tempat-tempat yang bertanda “Otopark”. Kalau parkir di luar itu, wiih dendanya gede banget. Makanya, nggak ada yang berani melanggar peraturan itu. Otopark ini bisa berupa gedung khusus atau lapangan. Tapi bisa juga pinggir jalan. Yang penting ada tandanya.

Kadangkala, suatu tempat wisata (misalnya Istiqlal Cadesi) nggak memiliki otopark. Jadi, sang pengemudi mobil mesti mencari otopark terdekat.

Labels:

Hemat Energi Ala Turki

Turki termasuk negara yang mencoba untuk menghemat energi. Maklum, mereka tak punya cadangan minyak seperti kita sehingga harga bahan bakar mahal banget.
Nah, untuk menghemat energi mereka melakukan berbagai cara. Di hotel-hotel misalnya, lampu yang digunakan adalah lampu bersensor, yang baru akan menyala kalau ada orang, dan akan mati jika tak ada yang melintas.

Contoh lainnya adalah saat parkir mobil. Di sini, bila di dalam mobil yang parkir masih ada orang, biasanya mesin tak dimatikan. Tak demikian halnya dengan di Turki. Di sana, parkir semenit pun mesti mematikan mesin. Mesti ditiru nih..

Lihat Stadion Besiktas


Saat menunggu salah satu anggota rombongan, bus gue parkir di sebuah otopark pinggir jalan. Tadinya gue males turun, tapi berhubung panas banget di dalam bus, gue pun akhirnya turun. Tak gue sangka, gue parkir di depan stadion Besiktas, sebuah stadion milik klub terbesar kedua di Turki. Liat nih, gue mejeng di depan tokonya..

Labels:

Islam Ya, Sholat No

Rata-rata orang Turki memeluk agama Islam.Tapi..islamnya hanya sebatas ktp aja. Mereka nggak pernah salat, nggak puasa, dan nggak melakukan hal lainnya yang seharusnya dilakukan orang Islam. Paham seperti ini mulai menjangkiti warga Turki, khususnya kaum muda, sejak kekuasaan Kemal Ataturk. Presiden yang disebut-sebut orang Turki sebagai Bapak Pembaharuan ini memang lumayan gila. Salah satu yang ia lakukan adalah mengubah azan dari bahasa Arab menjadi bahasa Turki.

Mahmet kerap kali bercerita tentang paham kebanggaannya itu. Menurutnya, buat apa salat kalau ia tak paham makna salat. Buat apa mengaji kalau ia tak mengerti sedikitpun arti Al Qur’an. Buat apa puasa kalau ia tak merasakan manfaatnya. Baginya, cukup memeluk agama Islam saja, maka ia pasti masuk surga. Astaghfirullah..

Labels:

Naik Tram di Istanbul


Angkutan di sini cukup baik.Ada yang namanya metro bus, yang mirip dengan busway. Bedanya, busway ala turki ini ga punya jalur khusus macam busway di Jakarta. Metro ini menjangkau hampir seluruh pelosok Istanbul.

Selain itu, ada tram dan MRT (metro). Tram hanya beroperasi di sekitar Sultanahamet-Old City area. Tram ini kerap digunakan para turis karena melewati tempat-tempat wisata macam Hagia Sofia, Grand Bazar, dan Spice Bazar.

Namanya tram, tapi sebenernya ini lebih mirip kereta ketimbang tram. Uniknya, di beberapa ruas jalan, lajur tram sama dengan lajur kendaraan biasa. Jadi, kalo tram mo lewat, mobil-mobil kudu distop dulu. Di beberapa tempat, lajur tram adanya persis di sebelah trotoar, dan hanya dibatasi oleh pagar kaca yang tingginya ga lebih dari 70 cm. Hebatnya, masyarakat di sana patuh banget. Gue nggak pernah ngeliat ada orang yang ngelompatin pager ini. Coba kalo di Indonesia..
Read more »

Labels: