BLOG TERBARU SAYA ADA DI WWW.JILBABBACKPACKER.COM

Thursday, March 5, 2009

My First Trip



Ini cerita waktu pertama kalinya gue berindependent-traveller; pergi ke suatu tempat tanpa bantuan tur, guide, ataupun temen. Tujuan gue kali ini adalah Kuala Lumpur. Gue pergi berdua ama temen kantor gue, gara-gara ada promo murah dari airasia.

Biar murah dan irit fiskal, gue nggak langsung ke KL, tapi lewat Batam dulu. Jadi rutenya: Jkt-Batam-Sing-KL-Jkt. Lumayan ribet, tapi jadinya gue bisa mampir ke Singapura dulu, walaupun cuma sehari aja. (cerita tentang singapur gue tulis belakangan ya, soalnya gue balik lagi ke singapur di lain waktu dan mengunjungi tempat yang lebih komplit).

Labels:

Naik bus dari Bugis Junction

Mbak Yana (salah satu petinggi di kantor gue) bilang, dia naik bus ke KL dari Bugis Junction.

Bugis Junction adalah salah satu pusat perbelanjaan di Singapura. Di sini ada Victoria Street, sebuah jalan yang isinya toko-toko kecil yang lucu-lucu. Ada juga Parco Mall,mal yang lucu banget karena memadukan bangunan lama dengan bangunan baru. Di deket sini juga ada Arab Street, yang isinya hostel-hostel kecil dan losmen murah, yang cocok buat backpackers. Gue dulu pernah diajak om gue nginep di salah satu losmen di sini bareng-bareng keluarga gue (hotel Maimun namanya), dan satu orangnya cuma bayar 50 rebu (tapi itu tahun jabot banget :D).

Karena nggak tahu dengan pasti lokasi stasiun bus itu berada, gue mesti survey dulu, agar besok nggak nyari-nyari lagi tempat ini. Sekalian, gue muter-muter aja di sana sambil moto-moto. Sayangnya udah malem banget jadi banyak toko yang udah tutup.

Labels:

Bus Trans Sing-KL

Esoknya, setelah 1 hari 1 malam berada di Singapura, gue bertolak ke KL. Bus yang gue tumpangi bernama Meridian Holiday, ber-AC, bangkunya lebar-lebar dan bersih. Harganya cukup mahal, sekitar $25. Sebenernya ada cara lain yang jauh lebih murah, yakni naik bus tujuan Johor yang hanya seharga $1,5, lalu sambung dengan kereta api yang harganya juga ga terlalu mahal. Berhubung gue buru-buru dan takut ketinggalan kereta, gue ambil aja cara yang paling gampang.

Bus ini disupiri pria India yang tampangnya galak banget, mirip penjahat di film Bollywood dengan mata besar dan kumis tebal, yang membuat gue merasa terintimidasi hanya dengan melihat dia aja (hehe..). Untungnya dia nggak ugal-ugalan nyetirnya, membuat gue bisa tidur nyenyak di perjalanan. Memang, nggak ada hal lain yang bisa gue lakuin selain tidur, pasalnya di perjalanan yang makan waktu sekitar 5 ½ jam ini, ga ada pemandangan yang okeh, hanya hutan dan hutan.

Labels:

Stasiun Puduraya



Bus sampe di stasiun Puduraya jam 10 malam. Begitu keluar dari bus, dalam sekejap gue dah dikerubutin supir taksi. Harga yang mereka tawarkan adalah harga borongan, yang kalau nggak tahu pasarannya, bisa dikibulin abis-abisan. Dari stasiun itu ke Bukit Bintang (tempat gue nginep), mereka minta harga RM15, padahal dari yang gue baca di internet, harganya ga sampe RM10. AKhirnya setelah tawar menawar yang alot, gue berhasil mendapat taksi seharga RM9.

Stasiun Puduraya termasuk stasiun yang besar, terdiri dari 3 lantai. Di sini ada bus yang menuju ke berbagai daerah di Malaysia, ada juga bus yang menuju ke Genting, dan ada bus yang menuju ke Singapura. Stasiunnya nggak jauh beda dengan stasiun lebak bulus atau blok M, kotor dan banyak orang.

Labels:

Makan Mee Rebus

Bus ini sempat berenti sekali di tengah jalan, di sebuah restoran yang namanya Lucky… (lupa gue). Tempatnya lumayan gede dan rame, banyak tukang makanan enak. Tapi WC-nya itu loh, jorokkk banget, gue aja ampe males pipis walaupun kebelet.
Di sini, gue makan mee rebus. Mirip dengan mi rebus tek-tek, isinya mie pake toge dan telor rebus. Cuma aja kuahnya lebih bening (ga pake kecap), kentel dan berasa kari. Rasanya…enak banget!!

Labels:

Bukit Bintang,Surganya Backpackers



Gue memutuskan untuk tinggal di dearah bukit bintang. Daerah ini amat terkenal karena banyak terdapat pusat perbelanjaan besar seperti Sungei Wang, Lot 10, BB Plaza, dan sebagainya. Banyak juga hotel-hotel berbintang lima sampai hotel bintang 3. Restoran juga menjamur, mulai dari restoran mahal (yang ngintip aja gue nggak berani), sampe tenda-tenda yang menawarkan macam-macam hidangan.

Di kalangan backpacker tempat ini juga amat disenangi karena di sekitar area ini terdapat banyak sekali hotel-hotel murah, tempat nongkrong, café-café, restoran, pub plus tenda-tenda kaki lima yang menjual makanan (halal dan tak halal). Ada satu jalan, namanya Jalan Alor, yang sangat terkenal karena banyak tenda yang menjual makanan murah meriah dari berbagai negara.

Bukit bintang juga strategis karena dekat sekali dengan petronas tower dan dekat dengan perhentian bus Puduraya. Selain itu, ada 2 stasiun monorail, sehingga kawasan ini mudah sekali dijangkau dengan cara murah (red: tanpa perlu naik taksi).

Saat malam, bukit bintang ini lebih penuh dan lebih ramai. Untunglah hotel gue deket dengan tempat ini sehingga gue nggak perlu jauh-jauh berjalan ke sini.

Labels:

The Trecker Lodge

Sebenernya, gue niatnya nginep di Green Hut Lodge, yang banyak direkomendasiin orang-orang di internet. Gue da booking via telp, dan waktu itu si penerima telp nggak bilang kalo gue mesti bayar duluan via internet, jadi gue pun santai-santai aja (hehe..maklum, masih amatiran). Ternyata, sampai di sana, nggak ada kamar yang tersisa, karena menurut mereka gue dikategorikan belom booking sama sekali. Uhh..

Bayangan dong, jam 11 malem, gue mesti nyari hotel. Untung aja, hotel yang direkomendasiin ama green hut, yakni The Trekker Lodge, masih punya kamar kosong. Kamar itu cuma tersedia untuk 3 malem, karena malem ke-4 nya udah ada yg booking. Ufff…pas bener.

Kalau dilihat dari luar, hotel ini ga menarik sama sekali. Terletak di daerah kumuh, di jalan Nagasari. Tapi bagian dalamnya lumayan bersih, ada fasilitas internet dan dapet makanan pagi gratis pula (berupa roti dan selai atau mesis). Gue dapet kamar yang ada di deket dapur, terpisah dengan kamar lainnya. Tadinya gue males juga deket dapur, tapi ternyata ada untungnya juga. Kamar jadi lebih privat dan lebih deket ke sumber makanan :D

Di tempat ini ada berbagai jenis kamar. Ada yang privat dengan kamar mandi di dalem, ada yg dormitory dengan ranjang susun. Gue dapet kamar standar (tanpa kamar mandi), jadi kamar mandinya kudu share. Gapapa juga sih, karena kamar mandinya cukup bersih. Tapi ya, sedikit repot karena ukuran kamar mandinya kecil dan sering dipake bule-bule buat nyuci baju.

Labels:

Makanan India

Di deket hotel gue, ada banyak tempat makan yang menarik. Paling menarik minat gue sih makanan India. Jadi, gue memutuskan untuk mencoba restoran India yang paling rame, yang adanya persis di ujung jalan Nagasari.

Di sini, gue ketemuan dengan TKW asal Surabaya. Ibu Halimah namanya. Dia udah dua tahun kerja di restoran India itu. Girang banget dia ketemuan ama gue, kayak ketemuan sodara sendiri. Sampe-sampe gue mau diajak jalan-jalan dan ditawarin tinggal di rumahnya. Mungkin gitu kali yah kalau tinggal di negeri orang. Ketemuan sodara sebangsa kayak ketemu sama keluarga sendiri.

Labels:

Skyway Genting Highland



Hari kedua di KL ini gue isi dengan beranjangsana ke Genting Highland, tempat judi yang berada di ketinggian sekitar ?? m di atas permukaan laut. Bus untuk menuju ke sana bisa didapetin di Puduraya seharga RM 7.5 (one-way. Bus RM 3,5 dan tiket skyway RM4). Bus berangkat setiap 45 menit sekali, dimulai pukul 7 pagi. Gue bersyukur telah membeli tiket skyway di sini, karena ternyata antrian di loket tiket di Genting panjaaaang banget.

Di perjalanan ke Genting, gue ngeliat Batu Cave, tempat pemujaan Hindu yang terletak di dalam gua di bukit batu. Keliatannya bagus banget, tapi sayangnya gue nggak sempet ke sana. Letaknya juga lumayan jauh dari KL.

Setelah ber-bus selama 45 menit, sampe juga gue di stasiun skyway. Tadinya gue pikir tempat ini cuma perhentian sementara, abisnya tempatnya kecil dan ga bagus banget. Ditambah lagi dengan nggak adanya tulisan atau petunjuk apapun kalo itu stasiun skyway. Ternyata, stasiunnya ada di lantai 3. Dan begitu sampe di lantai 3 ini, suasana yang sepi di luar tadi langsung berganti. Di sini berderet toko-toko souvenir dan restoran-restoran.

Beda dengan tempat-tempat lain, di sini pengunjungnya kebanyakan berparas Melayu. Cuma segelintir aja yang bermuka bule. Mungkin bule-bule nggak ada yang naek skyway kali ya, mereka da nginep di hotel yang memang tersedia di atas sana.

Skyway alias kereta gantung adalah salah satu transportasi untuk mencapai genting. Ada lagi sih transportasi lain semacem bus, tapi makan waktu lebih lama. Skyway ini bisa diisi 6 orang, lebih gede dikit daripada kereta gantung di taman mini. Skyway akan menanjak, menuju ke dataran tinggi di atas sana,melewati lembah yang isinya pohon pinus. Menurut gue, nggak ada yang istimewa dari perjalanan ini, selain deg-degan karena tergantung di atas ketinggian. Pasalnya lembah di bawah isinya hanya hutan aja; monoton banget. Lebih bagus lembah-lembah di Indonesia, macem dieng atau puncak Bogor deh..

Labels:

Monday, March 2, 2009

Inside Genting

Setelah 15 menit naik skyway, sampe juga gue di pusat judi ini. Terdiri atas sebuah bangunan besar yang isinya restoran, kasino, dan hotel. Ada pula Taman Tema Dalam alias taman bermain indoor. Di taman indoor ini ada berbagai macam permainan seperti roller coster, balon terbang, dan lain-lain. Suasananya mirip pasar malem gitu deh..
Selain di dalam, di sini ada taman bermain outdoor yang mirip Dufan (lebih gede dan bagusan dufan malah :D). Katanya, pemandangan di luar juga bagus, bisa lihat KL dari jauh. Tapi waktu gue dateng, lagi bekabut tebal sehingga gue nggak bisa membuktikan benar atau nggaknya kabar burung itu :D

Karena permainannya nggak terlalu seru, gue memutuskan untuk masuk ke Snow World, area salju buatan. Karena di Indonesia lom ada yang kayak gini (cat: waktu itu snow world yang kelapa gading belom ada), gue antusias banget. Masuknya sih murah, cuma RM 12. Tapi gue mesti bayar biaya lagi kalo mau foto-foto, seharga RM18 (karena ga boleh bawa kamera atau handpohne ke dalam area). Uhh..ga mungkin kan ke situ tapi ga foto-foto. Dasar kapitalis !!

Labels:

Nasi Lemak

Restoran di genting emang banyak banget, tapi harganya itu loh, kagak pas banget di kantong gue. AKhirnya setelah muter-muter, gue menemukan tempat makan di deket tempat naik skyway. Cuma RM 5,25 gue da dapet nasi lemak kumplit. Nasinya mirip nasi uduk, putih tapi ada rasanya. Lauknya ayam kuah (yang mirip gulai), ikan teri jengki, terus disirami pake kuah warna kuning dan coklat (ga tau kuah apa). Rasanya, enak nian…

Labels:

Dianter Sopir Bus ke KL Central

Dari genting, ada berbagai tujuan bus. Ada yang ke Puduraya seperti yang gue naikin tadi, ada yang ke KL Central, ada pula yang ke Pasar Rakyat. Sebenernya, tujuan gue adalah ke KL Central, namun berhubung bus yang ke KL Central masih lama banget berangkatnya, gue mutusin naik bus yang berangkat tercepat, yakni bus Pasar Rakyat.

Sebenernya, gue dan temen gue ga tahu pasar rakyat itu di daerah mana, nekat aja. Siapa tahu ada sesuatu yang menarik untuk dilihat. Ternyata, walaupun namanya pasar, di sana nggak ada apa-apa. Gue bingung mau naik apa karena ga ada monorail sama sekali. Untung ada supir bus yang baik hati, yang mengantar gue ke stasiun monorail terdekat (stasiun Imbi)..

Labels:

KL Central

KL Central adalah stasiun pusat di KL. Semua moda transportasi yang ada di KL, terpusat di sini. Di stasiun kereta api terbesar di Asia Tenggara ini juga ada bus, ada kereta api, ada pula monorail dan KTM. Kalau mau naik bus ke KLIA (Kuala Lumpur Int Airport) atau LCCT (terminalnya airasia), di sini juga tempatnya.

Di sini juga ada city check ini buat beberapa penerbangan (Malaysia Airlines, Cathay Pasific, Royal Brunai dan Emirates). Jadi kalo naik keempat penerbangan itu, enak juga. Bisa masukin koper duluan, terus bisa jalan-jalan lagi. Gara-gara ini, gue sempet berantem ama temen seperjalanan gue. Gue, yang sempet nanya ama mas-mas tukang tiket skybus, ngotot kalau nggak ada city check-in buat airasia. Tapi temen gue, yang dapet info dari temennya, ngotot kalau di sana ada city check-in. Terbukti, setelah cek ke KL Central, gue lah yang bener..

Labels:

Beli Petronas Di Chinatown

Di setiap negara pasti ada area pecinan alias Chinatown. Di sini juga ada. Setelah tanya sana sini, gue dianjurkan naik monorail ke stasiun Maharajalela.
Chinatwon atau Petaling Street adalah sebuah jalan panjang yang diberi atap polycarbonate. Di kanan kiri dan tengah jalan terdapat kios-kios yang menjual berbagai aksesori dan oleh-oleh. Suasananya gabungan antara pasar baru dan blok-M deh. Rame dan padatt banget. Sampe susah bergerak saking penuhnya.

Di sini gue ngarepin dapet barang-barang lucu yang ga ada di Mangdu atau kampung China-nya kota wisata. Tapi ternyata, barangnya sama aja kayak di sana. Akhirnya, gue malah beli oleh-oleh petronas mini buat orang-orang rumah. Harganya lumayan murah, asal bisa nawar dengan gigih.
Di Chinatown ini banyak juga hotel-hotel murah. Tapi gue nggak kebayang aja, gimana caranya nenteng tas, koper atau backpack di antara kerumunan orang yang banyak itu..

Labels:

Petronas, The Twin Tower

Hari ini adalah hari kedua gue di KL. Yang pertama dituju adalah petronas, lambangnya Malaysia. Untung hotel gue nggak terlalu jauh dari Petronas, cukup jalan kaki sekitar 20 menit, lewatin daerah perkantoran. Enak loh, jalan kaki di sana. Trotoarnya lebar, nggak ada kaki lima, adem karena banyak pohon dan nggak berdebu.

“You can’t miss it, it seen from everywhere,” kata orang-orang sana kalau ditanya gimana caranya ke Petronas. Tinggal ikutin aja di mana si kembar itu keliatan, pasti ketemu deh jalan ke sana. Bener juga, nggak perlu nanya-nanya, cukup lihat peta sambil sesekali lihat ke atas, pasti sampe di sana.

Emang cakep menara buatan Cesar Pelii ini. Paduan baja dan kaca dalam bentuk segi delapan bikin dia bagus dilihat dari sisi mana aja. Kabarnya, dilarang keras membangun gedung yang lebih tinggi dari Petronas, supaya si kembar ini nggak ketutupan.

Saat masuk ke dalam gedung, yang terlihat hanyalah sebuah lobi perkantoran yang dipenuhi pria-pria berjas dan perempuan berbaju kurung. Ternyata, petronas tower emang sebuah gedung perkantoran. Yang bisa didatengin wisatawan adalah skybirdge, jembatan penghubung antarmenara, yang pernah masuk dalam film Entrapment.

Untuk bisa masuk ke skybirdge, terlebih dahulu gue mesti mengantri tiket di loket yang baru dibuka pukul 08.30. Setelah dapet tiket, gue mesti nunggu lagi hingga jam 9. Begitu jam 9 teng, seorang petugas berwajah India mempersilakan pemegang tiket untuk masuk ke ruang tunggu. Di ruang tunggu ini terdapat video tentang pembuatan petronas. Ada juga berbagai alat, antara lain mesin untuk membandingkan tinggi gue dengan tinggi petronas (284 kali tinggi gue ternyata), ada simulasi tentang cara petronas (yang tinggi itu) menangkal petir. Asyik, bikin gue ga bosen nunggu.

Setelah masuk ke ruang tunggu, gue dan beberapa orang lain dipersilakan masuk ke lift yang akan membawa gue ke lantai 41. Gila..tuh lift cepet banget, kecepatannya 1 detik/lantai, ga kayak lift di Monas yang mati mulu (gue pernah kejebak di dalamnya loh waktu SD dulu). Di skybrigde ini, setiap orang dikasih waktu 10 menit untuk foto-foto dan keliling.

Nggak tahu apa karena langitnya saat itu berkabut, atau karena nggak seperti yang gue bayangkan, gue kok merasa skybridge ini biasa aja yah. Apanya yang istimewa? Rasanya sama aja waktu gue naik ke lantai 52-nya menara mulia pake lift pekerja bangunan, atau waktu gue naik ke atas Monas. Tapi biar begitu, gue acungin jempol, karena mereka bisa bikin sebuah gedung perkantoran bisa dijadiin objek wisata.

Oiya, kalau ingin ke sini, sebaiknya datang pagi-pagi (jam 7) biar nggak terlalu lama ngantri. Dan, jangan datang hari senen karena di hari itu mereka tutup.

Labels:

KL Tower, Lihat KL dari Atas

Nggak jauh dari Petronas terdapat KL Tower. Kalau jalan kaki, hanya butuh waktu 15-20 menit. Tapi panasnya itu loh, ga tahann.. Untungnya di pintu gerbang KL Tower ada free shuttle bus yang akan membawa kita tepat di bagian bawah tower. Jangan coba-coba jalan karena jarak antara pintu gerbang dan tower cukup jauh dan menanjak pula. Tapi kalo nekat dan pengen item, boleh-boleh aja lah..

KL Tower ini adalah menara telekomunikasi Malaysia, yang juga difungsikan sebagai restoran putar (yang mahal banget) dan menara pandang. Untuk masuk ke menara yang bentuknya mirip menara TVRI ini, ada biaya yang mesti dibayar yakni RM 20. Cukup mahal.

Di lantai ke sekian (gue nggak tahu di lantai berapa tepatnya), ada ruangan tempat wisatawan dapat memandang KL dari atas. Ruangan ini bentuknya lingkaran, dan dindingnya terbuat dari kaca. Jendela kaca ini dibagi menjadi 12 section. Tiap section dilengkapi dengan teropong sehingga wisatawan dapat melihat lebih jelas pemandangan di bawah sana.

Agar para pengunjung paham apa yang dilihat di bawah, di pintu masuk para pengunjung diberi video portable yang dilengkapi dengan earphone. Sayangnya, gue datang saat cuacanya berkabut hingga gue nggak bisa foto-foto dengan bagus :D.

Labels:

Central Market

Cewe yang nganterin gue pake taksi kemaren bilang, datanglah ke central market, karena barang di sini bagus dan murah-murah. Tapi ternyata (lagi-lagi) di sana nggak ada apa-apa. Ada sih yang jual barang-barang kerajinan Malaysia (yang pastinya mirip ama Indonesia), dan harganya itu loh, mahal-mahal banget.

Ternyata, central market itu deket banget ama Petaling Street alias Chinatown. Seharusnya, rute yang bener itu Chinatown-Central Market-Masjid Jamek-Sultan Abdul Saman Building-Dataran Merdeka. Gue baru tahu hal ini setelah di hotel. Hehe.. maklum, masih amatiran..

Labels:

Masjid Jamek

Masjid Jamek adalah masjid tertua di KL. Masjid bergaya Moorish ini masih terawat dengan baik. Dinding luarnya terbuat dari batu bata ekspos warna coklat tua, yang mencerminkan gaya Mughal India banget.

Nggak seperti luarnya,bagian dalem masjid ini biasa-biasa aja. Tapi untunglah masih terawat dengan baik.

Oya, untuk masuk ke masjid ini aurat mesti ditutup, mesti pake kerudung, dan nggak boleh pake celana pendek atau kaos buntung. Kalau bajunya terbuka, mesti pinjem baju dan kerudung yang udah disediain pengelola masjid. Dan hati-hati di dalam masjid ini. Pasalnya banyak nenek-nenek yang ngajak ngomong, ujung-ujungnya minta duit.

Labels:

Sultan Samad Building dan Dataran Merdeka



Nggak jauh dari Masjid Jamek, terdapat bangunan yang amat terkenal di Kuala Lumpur: Sultan Samad Building. Dulunya, di zaman penjajahan Inggris, bangunan ini adalah gedung pemerintahan. Sekarang, gedung ini beralih fungsi jadi depertemen kehakiman.

Gedungnya berwarna coklat-krem, mirip kue lapis legit. Gue nggak ngerti jenis gaya bangunan ini, soalnya ada gaya Eropanya, ada gaya Indianya juga. Yang jelas, gedung ini masih terawat dengan baik.

Di seberang Sultan Samad ada sebuah lapangan yang dikenal dengan dataran merdeka. Konon, di tempat inilah bendera kebangsaan mereka dikibarkan untuk pertama kalinya. Ga ada yang istimewa dengan lapangan ini, sama aja kayak lapangan di upacara di SD gue dulu, bedanya yang ini ukurannya lebih gede, rumputnya lebih hijau dan tiang benderanya lebih tinggi. Gue ga ngerti kenapa juga turis-turis (termasuk gue sih) dateng ke sini. Malaysia emang pinter banget bikin promosi. Lapangan yang biasa aja kok bisa dijadiin objek wisata.

Jalan kaki seharian ternyata bikin kaki gue pegel. Walhasil, setelah muterin sultan samad, gue hanya bisa duduk di pinggir jalan karena ga kuat lagi bergerak. Hehe…akhirnya, gue dan temen gue mutusin buat balik ke hotel dulu, istirahat sehingga bisa melanjutkan perjalanan berikutnya.

Labels:

Naik Bus Termalam di KL

Kalau lihat foto-foto orang, petronas itu keren banget difoto waktu malem. Jadi, gue dan temen gue bela-belain balik ke sana lagi malem-malem. Belagak kayak fotografer professional banget deh, pake bawa-bawa tripod pula (yg gue beli di Singapur kemaren).

Niatnya, selepas moto petronas, gue mo jalan-jalan lagi. Tapi ternyata, saking semangatnya moto, gue baru bergerak dari petronas jam 12 kurang dikit. Walah, dua cewe jalan sendirian tengah malam pula. Untung KL relative lebih aman daripada Jakarta, jadi gue berani-berani aja. (cat: waktu gue pergi ini tahun 2006, lom ada razia-razia yang dilakukan petugas imigrasi Malaysia).

Berhubung udah malem, gue males kalo mesti jalan kaki lagi. Jadi, dari KLCC gue naik bus pertama yang lewat, karena berpikir semua bus yang lewat situ pasti akan menuju bukit bintang. Haha..ternyata gue salah naek bus. Untung aja bus-nya nggak bergerak terlalu jauh, dan akhirnya balik lagi ke KLCC. Nggak lama kemudian, ada bus bernomer 106, yang udah pasti lewat bukit bintang. Untung banget, karena ternyata itu bus terakhir yang beroperasi (bus beroperasi sampe jam 12 malem aja). Ufff…

Bus di sini bagus, bersih dan besar. Kalo ga salah, namanya Rapid KL. Rutenya cukup bervariasi, yang ditandai dengan warna. Ada warna merah, biru dan hijau. Warna merah mesti bayar RM2, biru RM2 juga, dan hijau RM1 (waktu itu yah..) untuk seharian penuh. Jadi ga perlu bayar lagi walaupun naek bis berkali-kali, asal tiketnya disimpen dengan baik.
Gue baru tahu hal ini dari supir bus merah, padahal sebelumnya gue da naik bus juga dan dan bayar RM2. Uh, rugi dong gue..

Labels:

Arab Street, To Bad We Missed It..

Waktu di Kl Tower kemaren, ada cerita tentang Arab Street. “Di sana Anda akan menikmati makanan dan bebunyian khas Arab,” kata suara di video portable itu. Wah, pengen banget ke sana, tapi gue lupa mendengarkan di mana tempat persisnya. (maklum, lom pengalaman)

Tak disangka tak diduga, Arab Street itu adanya di belakang hotel gue. Ini baru gue ketahui, ketika nggak sengaja lewat jalan itu, sehabis moto petronas malem-malem. Sayangnya, gue lewat situ udah lewat dari jam 12, sehingga banyak tempat yang udah tutup. Yaa..

Labels:

Sungei Wang

Hari ini hari terakhir gue di KL. Belom puas banget, masih banyak yang belom gue eksplor. Karena mesti ke bandara, gue mutusin jalan-jalan aja di seputar Bukit Bintang. Gue jalan ke Sungei Wang, salah satu mal terkenal di KL.

Mal ini terletak persis di belakang BB Plaza, malahan bisa dibilang menyatu. Kalau doyan belanja, tempat ini okeh banget. Barang-barangnya murah meriah, mirip dengan ITC Mangdu. Karena gue bukan tipe orang yang gila belanja, gue cuma muterin ini tempat, soalnya penasaran banget sama mal ini, yang selalu disebut orang-orang.

Labels:

Airasia Skybus

Dari KL Central, gue naik skybus yang disediain khusus oleh airasia. Tarifnya, RM9 saja. Busnya cukup nyaman dan besar. Cara dapetin tiketnya gampang, cukup datengin petugas skybus ini, lalu bilang kita akan naik penerbangan jam berapa. Nanti dia yang mengatur, kita mesti naik bus yang mana.

Jarak dari KL Central ke LCCT (Low Carrier and Cargo Terminal, terminalnya Airasia) lumayan jauh. Kalau dihitung dengan waktu, kira-kira sekitar 1 jam 15 menit (dengan kondisi jalan yang lancar dan bebas.

Labels:

Nasi Lemak Terakhir di LCCT

LCCT (Low Carrier and Cargo Terminal) adalah terminal khusus untuk airasia. Terminal ini terpisah dari terminal KLIA (Kuala Lumpur Airport), tapi ada bus penghubung antarkeduanya.
LCCT ternyata kecil dan panaaas banget. (Gue nggak tahu apa memang begini, atau karena saat itu terminalnya baru dibangun ya). Nggak ada yang bisa dilihat-lihat. Tokonya pun dikit banget, cuma ada 1 toko coklat !!

Gue mesti menunggu 2 jam lagi untuk naik pesawat, jadi gue isi waktu itu untuk makan nasi lemak.Yup, mumpung masih di KL, gue sempet-sempetin makan nasi kesukaan gue itu, walau saat itu perut gue masih penuh banget. Gue makan di satu-satunya restoran yang ada di situ..

Ternyata, boarding room-nya lebih baik daripada bagian luar bandara. Malahan, disitu ada 3 toko yang lebih gede daripada yang di luar tadi. Kalo tahu gitu, dari tadi gue nunggu di sini aje de, lebih adem pula.

Labels:

Pake Payung ke Pesawat

Ini pengalaman paling unik selama gue naik pesawat: gue mesti pake payung buat naik ke pesawat, persis kayak gue mo naik mikrolet.

Ceritanya begini. Saat itu ujan turun dengan derasnya. Gue pikir, dan biasanya emang begitu, gue bakal masuk ke pesawat pake belalai atau paling nggak dianter pake bus bandara. Ternyata, karena ini LCCT, nggak ada belalai dan ga ada bus. Alhasil, dari pintu boarding room ke pintu pesawat, gue mesti lari-lari sambil bawa payung gede.

Karena cuaca masih buruk, gue mesti nunggu lama di dalam pesawat. (kenapa juga dah disuru masuk ke pesawat yah). Hehe..gue sempet berdoa, semoga pesawat ini di delay 1 hari supaya gue bisa liburan lebih lama di sini. Tapi, doa gue nggak terkabul, pesawat yang nggak terisi penuh itu pun bergerak meninggalkan landasan. Au revoir KL..

Labels: