BLOG TERBARU SAYA ADA DI WWW.JILBABBACKPACKER.COM

Monday, May 10, 2010

Next Destination: Indonesia?


Mau jalan ke mana lagi nih? Tanya beberapa kawan. Pertanyaan yang sulit. Banyak tempat yang berseliweran di kepala saya, seakan memanggil saya tuk datang ke sana.

Kamboja, itu sudah pasti. Tiket sudah di tangan, tinggal berangkat. Tujuan lainnya? Saya ingin sekali ke Aussie, tempat asal kanguru dan koala. Mumpung Airasia sudah buka rute ke sana. Mumpung sodara saya masih menetap di sana.

Entah kenapa, akhir-akhir ini keinginan untuk ke sana menguap begitu saja. Mungkin karena saya tak kunjung menemukan tiket murah ke sana. Mungkin juga, karena percakapan saya dengan teman saya kemaren sore.
Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya sedang aktif-aktifnya bergerombol dengan serombongan orang-orang yang doyan banget mendatangi tempat-tempat ekstotis di negeri ini.

Yup, saya berjanji dengan diri sendiri..saya akan lebih banyak mengeksplor Indonesia. Le'ts Explore Indonesia

Labels:

Monday, May 3, 2010

Vietnam, A Growing Country

“Ngapain ke vietnam, sama aja ama Indonesia” tutur salah teman ketika gue menceritakan ihwal niat berkunjung ke Vietnam. “Justru itu, gue penasaran. Kenapa negara yang baru aja merdeka itu, yang katanya alamnya mirip ama Indonesia itu, bisa ngundang bule-bule tuk dateng ke sono”, jawab gue. Alasan yang gue ada-adakan sebenarnya, karena alasan gue ke vietnam bukan itu. Gue (lagi-lagi) mengunjungi satu negara karena ada penerbangan Airasia ke sana. In the name of irit.

Tapi ternyata, jawaban gue atas pertanyaan temen gue itu ada benernya juga. Vietnam, negara yang baru lepas landas beberapa tahun kemaren, ternyata setiap tahunnya dikunjungi turis banyak banget. Padahal, luas Vietnam ini hanya 331 km2 ( 1/7 wilayah Indonesia), dan wisata yang dijualnya “hanya” masyarakat dan alamnya. 

Labels:

Semalam di KL

Di Vietnam, daerah yang gue tuju adalah Hanoi. Dibanding HCM (Ho Chi Minh), Hanoi jauh lebih menarik. Banyak objek yang bisa dikunjungi, dan dari sini Halong Bay mudah dijangkau. Sementara HCM nggak menawarkan objek yang terlalu menarik.

Tapi masalahnya, dari Jakarta nggak ada penerbangan langsung ke Hanoi. Terpaksa, gue mesti transit di KL dulu. Gue pun bermalam di sana karena penerbangan ke Hanoi hanya ada satu kali sehari jam 6.30 pagi)

Labels:

Tune Hotel

Karena mesti terbang ke Hanoi pagi buta (jam 6.20), gue mencari penginapan yang nggak jauh dari bandara. Satu-satunya pilihan adalah tune hotel, milik Airasia. Gue lupa berapa tarif yang gue dapet di sini, tapi sepertinya karena saat itu nggak promo, tarifnya lebih mahal ketimbang gue menginap di backpacker hotel di bukit bintang. Tapi mau nggak mau, sebab monorail dari Bukit Bintang ke KL Sentral (tempat skybus berada) hanya sampai jam 12 malem.  Naik taksi, pasti jatuhnya jadi lebih mahal.

Dari terminal LCCT, tune hotel sebenernya nggak terlalu jauh. Kalau jalan kaki, kira-kira 10 menit lah. Tapi…jalan yang dilalui bukan jalan khusus yang adem dan rimbun, melainkan parkiran mobil yang panasnya Naudzubillah. 


Read more »

Labels: ,

Meet Philipinos

Di pesawat, gue n kc duduk di sebelah cowok yang mirip ama Derby Romero. Ternyata, dia dari Philipina dan lagi liburan bareng ayah dan pacarnya (damn). Abe, nama cowok ini, kerja di perusahaannya sendiri (wuu..tajir), sebuah perusahaan importir obat-obatan. Dia ternyata suka banget travelling bareng pacarnya karena ternyata sang pacar ini adalah seorang travel writer. Asyik banget ya..bulan depan aja dia niat ke Eropa karena nyokapnya lahir di sana.

Dari Hanoi, dia bakal langsung ke Sapa dan nggak berniat sama sekali ke Halong Bay. Menurut ceritanya, di kampong halamannya sana, banyak banget tempat yang lebih indah dari Halong Bay (promosi nih ceritanya). Dia juga banyak cerita soal gimana macetnya Manila, dan gimana pemerintahnya nggak bisa lagi melakukan apa-apa. Dan pastinya, dia promosiin negerinya yang katanya indah banget tapi kurang promosi. Hmm..mirip ama Indonesia ya.

Oiya, dia punya paman yang kerja di Hyatt n tinggal di Jakarta. Maen ke sana ah, sapa tau pamannya lebih ganteng daripada ponakannya. 

Labels:

Hanoi, Dingiiin..

Hanoi adalah salah satu kota terbesar di Vietnam. Dari literature yang gue baca, Hanoi ini dulunya ibukota Vietnam Utara. Setelah perang Vietnam berakhir, Vietnam Utara dan Selatan bersatu dan Hanoi menjadi ibukota negara Vietnam.

Dua minggu sebelum berangkat, gue ngecek keadaan cuaca di Hanoi. Tertulis saat itu udara di sana 11 derajat. Hm…dingin nih. Gue udah bersiap membawa jaket tebel gue, yang gue pake waktu ke Bromo. Baju-baju pun gue udah pilih yang tebel.

Seminggu sebelum hari H, gue cek lagi cuaca di sana. Loh, kok cuacanya meningkat drastis, jadi 29-33 derajat. Karena penasaran, gue buka semua situs cuaca di dunia. Mulai dari BBC, hingga yahoo weather. Semua menyatakan hal yang sama. Alhasil, jaket tebal pun dilungsurkan.

Sehari sebelum berangkat, gue mericek lagi. Siapa tahu udara lebih bersahabat. Ternyata, tetap sama: 27-30 derajat. Malah ada sebuah situs yang menyatakan udara di sana mencapai 36 derajat. Panas bo! Gue pun memilih untuk membawa baju-baju yang lebih tipis.

Tapi ternyata, bukan matahari yang menyambut gue di Hanoi, melainkan angin dingin yang membuat gue mesti merapatkan jaket. (Untung gue bawa jaket setengah tebel buat di pesawat). Ternyata, suhu di sana sekitar 13-14 derajat. OMG, gue saltum.. BBC tak bisa dipercaya. 

Labels:

Mendadak Kaya

oiMata uang di Vietnam adalah dong. Satu dong kira-kira ½ rupiah. Jadi kalau di sana 10.000 dong, itu sama dengan 5000 rupiah. Buat bule-bule, tempat ini surga banget. Satu dolar bisa dihargai 19.000 dong. Kalau mereka bawa 500 dolar aja, mereka bisa jadi jutawan di sini. Buat orang Indonesia yang duitnya pas-pasan macam gue, tempat ini lumayan lah. Paling nggak, lo bisa ngerasain kaya mendadak di sini. Bawa uang 1 juta aja udah berasa kaya banget.

Di daerah turis, umumnya yang dipakai adalah dolar. Termasuk pas beli-beli barang di toko. Tapi kalau nggak punya uang dolar receh, lebih baik tanya harga dalam dong aja. Karena biasanya, kembaliannya dalam bentuk dong, walaupun bayarnya pake uang dolar. Rugi kan..

Oiya, dong emang sulit ditemui di Indonesia. Jadi mendingan bawa dolar, lalu tukerin di sana. Tapi tuker secukupnya aja, karena mata uang dong susah banget untuk dituker kembali jadi dolar.

Labels:

Apt Guesthouse

Banyak hotel dan hostel murah di sini, dari yang bintang lima kayak hotel metropole sampai hotel melati ataupun backpacker hotel. Semuanya serba terjangkau.

Gue menginap di hostel yang direkomenin salah satu member IBP. Namanya Apt Guesthouse. Letaknya di daerah Old Quarter, kira-kira 10 menit dari danau Hoan Kiem. Apt Guesthouse ini punya travel agent sendiri, dan punya beberapa hotel lainnya yang lebih mahal. Yang paling murah ya tempat gue nginep ini.
Gue dapet harga 15 dolar/malem, dengan kamar yang isinya satu double bed dan satu single bed. Harga yang ada di internet sebenernya 16 dolar, tapi setelah ceting dengan kc, si pemilik menurunkan harga 1 dolar. Lumayan..

Oya, buat para wanita, apt guesthouse ini cocok banget. Pasalnya, para punggawa di sini ganteng-ganteng abiss, kecuali si Hiue sang bos. Paling lucu sih si Cheung, yang polos dan baik banget. Andai bisa gue bawa pulang, lumayan buat bikin teh... (hihi, teh bikinan dia enak soalnya).

Lokasi: 32 Hang Vai, Hoan Kiem District
Web: www. aptguesthouse.com

Labels:

Angkutan Di Hanoi

Taksi mylinh 

Di sini, transportasi rada sulit. Dari bandara ke daerah kota sebenernya ada bus khusus, tapi rada ribet dan susah dicek jadwalnya. Kalau gue pergi sendiri mungkin gue akan ambil bus ini (biar irit), tapi berhubung gue perginya berempat, menyewa mobil dari guesthouse rasanya lebih tepat. Selain nggak perlu mikir lagi, sewa mobil ini nggak terlalu mahal. Satu mobil dikenai biaya 14 dolar. Dibagi berempat, jatuhnya sekitar 3.5 dolar. Lumayan lah..

Transportasi umum di sana adalah bus. Gue nggak tahu gimana caranya naik bus ini, karena (katanya) rutenya cukup ribet dan busnya sulit ditemui.

Gue dan kawan-kawan lebih memilih tuk jalan kaki atau menggunakan taksi.  Jalan kaki bisa dilakukan buat objek-objek di sekitar hotel gue, di seputaran danau ataupun oled quarter. Untuk objek lain yang cukup jauh, terpaksa menggunakan taksi.

Seperti halnya di Jakarta dan KL, di sini banyak taksi bodong yang nggak bisa dipercaya. Apalagi taksi-taksi yang mangkal di objek wisata, biasanya pake argo borongan. Kalaupun pake argo yang bener, mereka kerap menyesatkan turis dengan mengambil jalan memutar, sehingga ujung-ujungnya harga yang harus dibayarkan sangat mahal. Hiue bercerita, salah seorang tamunya pernah mengalami hal tadi. Si tamu ini menggunakan taksi dari hotel ke HCM Mausoleum. Normalnya, tarif yang harus dibayar hanya 2-3 dolar,  tapi si bule diajak muter ke sana ke sini sehingga tarifnya menjadi 15 dolar!!

Ada trik untuk mencegah hal itu terjadi.



Read more »

Labels:

Hoan Kiem Lake

Danau ini merupakan danau terbesar di Hanoi.  Luasnya kayaknya kurang lebih sama ama Danau Sunter. Tapi danau ini benar-benar dimanfaatkan sebagai area publiknya masyarakat Hanoi. Di sore dan pagi hari, banyak orang tua yang berolahraga di sekeliling danau. Yang muda-muda memanfaatkan danau ini sebagai tempat pacaran.  Nggak ada bangku yang kosong deh, semuanya terisi oleh cewe cowo yang lagi bermesraan.  Yang mo merit menggunakan danau ini sebagai tempat pre-wed. Waktu gue ke sono, gue itung nggak kurang dari 14 pasangan lagi melakukan pemotretan pre-wed. Weh..nggak ada objek lain apa ya?

Selain jadi pusat kegiatan masyarakat, danau ini juga menjadi pusat objek wisata. Banyak objek yang bisa didatangi di danau ini. Di tengah danau ada kuil bernama Ngoc Son Temple .  Untuk masuk ke kuil yang dibangun tahun 1865 itu, orang mesti melewati jembatan merah yang cantik banget di malam hari. Sayangnya, untuk masuk ke kuil itu harus membayar sejumlah uang. Gue, yang nggak rela mengeluarkan uang untuk tempat itu, pastinya mundur teratur.


Read more »

Labels:

Water Puppet Show


Salah satu andalan wisata di Hanoi adalah pertunjukkan water puppet alias wayang air. Tiketnya ada dua macem, 40.000 dong buat barisan belakang dan 60.000 kalau pengen duduk di depan.  Pertunjukkan dimulai setiap satu jam. Gue lupa mencatat jam berapa aja pertunjukkan ini diadakan, tapi yang jelas pertunjukkan siang dimulai jam 14.00.

Pertunjukkan berlangsung kurang lebih 40 menit. Dimulai dengan prolog berbahasa Inggris, yang diiringi dengan musik khas Vietnam. Kemudian muncullah wayang-wayang dari balik layar, menari-nari di atas air. Yang pertama muncul adalah empat buah naga yang meliuk-liuk di atas air. Konon, naga inilah cikal bakal bangsa Vietnam. Setelah naga hilang di balik layar, muncul pengembala kerbau yang lagi main seruling diikuti dengan beberapa pak tani yang sedang menanam padi di sawah.  Scene berikutnya ada cerita tentang kehidupan nelayan yang memancing ikan. Total ada 17 scene yang berbeda.


Read more »

Labels:

Ngopi di Pinggir Jalan

Masyarakat Hanoi, khususnya bapak-bapak, punya kebiasaan unik. Setiap malam mereka berkumpul di warung kopi untuk ngobrol sambil ngopi. Warung kopinya bukan warkop kayak di Jakarta sini, yang bertenda biru dan berbangku panjang. Warkop di sana adanya di emperan toko, isinya hanya bangku-bangku plastik pendek (yang suka dipake anak TK itu loh) plus sebuah kompor dan panci besar tempat memasak kopi. Kata orang-orang sih rasa kopinya mantep banget. Tapi berhubung gue ga doyan ama kopi, gue nggak nyobain.

Selain kopi, di daerah Old Quarter ini juga banyak dijumpai warung mie pho, mie khas Vietnam. Lokasinya,ya di emperan toko.  Mirip ama lesehan di Malioboro, ada meja panjang berderet-deret. Bedanya warung lesehan di sini duduknya di bangku kecil, lebih kotor dari malioboro dan nggak pake tiker. 

Labels:

Hanoi Opera House


Vietnam dulunya pernah dijajah oleh Perancis, makanya masih ada sisa-sisa peninggalan Perancis di sini. Selain roti perancis yang udah jadi makanan umum, ada beberapa bangunan yang bergaya Renaissance. Misalnya aja Hanoi Opera House.

Sayangnya, gue lupa ke sini waktu siang hari. Gue inget tempat ini setelah gue pulang dari Halong Bay, sore hari. Alhasil, gue sampe di sana malem-malem dan nggak sempet lihat bagian dalemnya. Tapi gue sempet muterin ini bangunan.  Halaman kanannya dipergunakan sebagai café terbuka yang kayaknya cozy banget (tapi mahal). Sementara daerah di belakang bangunan terdapat banyak tempat bilyard dan rumah makan.

Oiya, daerah seputaran Opera House ini adalah daerah elit. Ada hotel Metropole yang gayanya Perancis bangget, ada hotel Hilton yang kayaknya mahal banget. Dan banyak pula butik-butik mahal macam Esprit, YSL di deket sana. 

Labels:

Sunday, May 2, 2010

Makanan Halal di Hanoi

Susah menemukan makanan halal di sini. Menurut orang Indonesia yang tinggal di sana, hampir semua makanan khas Vietnam mengandung barang haram. Kalaupun nggak mengandung daging babi, kuah ataupun bahan pembuatnya mengandung minyaknya.

Dari dia juga, gue dapet info beberapa tempat halal di Hanoi:
  • Neesa Restaurant. Adanya di jalan Nguyen Huu Huan No 90. Distrik Hoan Kiem, nggak terlalu jauh dari danau. Gue sempet ke sini waktu itu. Yang punya orang Malaysia dan cukup ramah. Makanannya kebanyakan makanan India dan Melayu, tapi ada beberapa makanan Vietnam walau katanya nggak terlalu seenak makanan Viet asli.
  • Malaysia Halal Cuisine : 136 E, Tran Vu, True Bach, Ba Dinh District 
  • Khazana India Restaurant : Jalan Tong Dan No 1C
Oya, karena rada parno, gue bawa pop mie banyak dan selai. Lumayan, tinggal beli roti perancis segede gaban, seduh air panas buat bikin pop mie, dan kenyaang. Irit dan terjamin halal...

Labels:

Ho Chi Minh Mausoleum


Di luar daerah Old Quarter, ada sebuah area yang patut dikunjungi. Daerah ini lebih baru sehingga lebih teratur. Jalanannya pun lebih lebar ketimbang old quarter.

Salah satu objek wisata di sini adalah Ho Chi Minh Mausoleum, sebuah mausoleum (kuburan) buat Sang Ho Chi Minh, pendiri Vietnam. Waktu gue nyari info tentang objek wisata di Hanoi, gue sempet bingung. Di Hanoi kok namanya Ho Chi Minh. Ternyata Ho Chi Minh itu bukan hanya nama kota, tapi nama tokoh legenda di sono.

Bangunan mausoleum ini berada di sebuah areal yang cukup besar. Bangunannya berwarna abu-abu, berbentuk kotak dengan pilar-pilar kotak di sekelilingnya. Kokoh banget. Bagian bawah bagunan ini bentuknya masif, dan di sinilah terletak pintu masuk utama.

Bangunan ini boleh dimasuki oleh umum pada jam 8-11 pagi, kecuali pada akhir dan awal tahun karena ada pemeliharaan. Sayangnya gue terlambat, sehingga cuma bisa liat dari luar aja.

Labels:

Banyak Taman di Hanoi

Satu hal yang gue sukai dari kota ini adalah banyaknya taman buat publik. Selain danau Hoan Kiem, gue sempat menemukan 4 buah taman lain, yang luasnya cukup lumayan.

Masyarakat di sini memanfaatkan betul taman-taman ini. Mereka menggunakannya untuk olahraga, duduk-duduk, bahkan ada yang memanfaatkannya buat latihan dansa. Asyik bener ya..coba Jakarta punya banyak taman kayak gini.

Labels:

One Pillar Pagoda

Di antara HCM Mausoleum dengan HCM Museum terdapat satu objek lagi, yakni one pillar pagoda. Sesuai namanya, pagoda kecil ini berdiri dengan ditopang satu pilar besar. Entah apa yang istimewa dari pagoda ini, karena buat gue bentuk pagoda ini biasa aja. Yang unik emang struktur pagoda itu, tapi ga luar biasa banget karena pagodanya nggak  terlalu gede. Wajar aja kalo dia hanya ditopang satu tiang seperti itu.

Yang oke, di sini gue dapet pisang gratis dari ibu-ibu deket pagoda. Di depan ibu-ibu itu ada ada meja besar yang terisi berbagai macam buahan. Ada pisang, jeruk, semangka, sawo, dsb. Karena laper, gue dan ndy mau membeli pisang di sana. Ketika akan membayar, ibu itu bilang: “Its free. You come here, I thank you so much” Wah, lumayan banget. Tapi gue curiga tuh pisang bekas sesajen :P

Labels:

Trik Menyebrang di Hanoi


Dulu Hanoi terkenal sebagai kota seribu sepeda. Ke mana-mana orang naik sepeda. Sekarang, Hanoi lebih tepat disebut sebagai kota seribu motor. Gilaa…motornya di mana-mana dan seenaknya banget. Ga ada aturan sama sekali di sana, semua bisa berjalan semaunya. Kalau di Jakarta kan aturan banyak tapi masyarakatnya nggak patuh, nah di sana ga ada aturan jadi ga ada yang mesti dipatuhi.

Menyebrang di sana butuh teknik tersendiri. Awalnya, gue sempet bingung gimana cara nyebrang di antara lautan motor yang suka ngebut itu. Lampu merah jarang banget, zebra cross pun tak ada. Ternyata kuncinya hanya satu : PD aja.  Nyebranglah dengan yakin, sambil tetep waspada tentunya. Kalau kita yakin, motor-motor pasti akan berhenti, tapi sebaliknyakalau terlihat ragu, mereka pun bisa ragu untuk menghentikan motornya. 

Labels:

Saturday, May 1, 2010

Berhenti di Tengah Jalan? No Problemo

Saking amburadulnya lalu lintas di kota ini, berenti di manapun nggak jadi masalah. Di perempatan gede dekat danau Hoan Kiem, gue ngeliat ada orang yang nggak sengaja menjatuhkan helmnya. Lalu.. dia berhenti begitu aja di perempatan yang ramai itu, meninggalkan motornya di tengah jalan, dan dengan santainya berjalan menuju helmnya. Ajabinya, ga ada satupun yang protes.

Ada lagi cerita yang sama gilanya. Sewaktu pulang dari Halong gue naik mobil travel. Ketika sampai di sebuah perempatan yang kecil, tiba-tiba seorang anggota tur teriak "eh, itu hotel kami". Dan wusss...mobil langsung berhenti, menutupi jalan-jalan di perempatan itu. Bukan cuma itu, ternyata bule itu bawa koper yang disimpen di bagasi, dan itu artinya sang sopir mesti keluar untuk buka bagasi. Dan lagi-lagi, ga ada tuh yang protes :p

Labels:

Klakson Oh Klakson

Satu lagi ciri khas kota ini: pengendara motornya suka banget pake masker warna-warni yang lucu banget. Seharusnya gue beli terus gue jual ya di Jakarta, pasti laku berat tuh..

Selain itu, para motobikers di ini suka banget bunyiin klakson. Bunyi klakson seakan menggema di mana-mana, bikin gue kadang-kadang kaget dibuatnya.

Di Jakarta sini, pengendaranya juga suka banget bunyiin klakson, tapi karena alasannya yang menurut gue masih masuk akal. Misalnya karena kendaraan di depannya berenti seenaknya. Di sono, gue nggak ngerti alasan mereka sama sekali. Mobil-mobil yang berenti di tengah jalan malah nggak di klaksonin sama sekali. Bingung gue..

Labels: