BLOG TERBARU SAYA ADA DI WWW.JILBABBACKPACKER.COM

Friday, January 30, 2009

Air Mancur Joget di Monas

Sejak Monas diberi pagar di sekelilingnya, gue belom pernah menginjakkan kaki di tempat yang jadi ikon Jakarta itu. Makanya, ketika Sabtu lalu keponakan gue ngajak nonton “ air joget-joget” (maksudnya, air mancur yang bisa menari), gue langsung setuju.

Begitu sampe monas, gue sempet bingung di mana harus memarkir kendaraan. Adek gue, yang pernah melihat pentas ini, menyarankan untuk parkir di Gambir, lalu berjalan kaki ke Monas. Tadinya gue mau begitu, tapi ternyata jalannya lumayan jauh. Kalau gue pergi sendiri sih nggak masalah, tapi ini gue bareng keponakan gue yang umurnya baru 2,5 tahun dan beratnya 15 kg lebih. Kebayang deh kalo dia mogok jalan dengan alasan capek atau dengan alasan jalan dia lama. Berat banget gendong dia. Ditambah lagi ada 2 sepupu kecil gue yang aktraktif banget: lompat sana, lompat sini.

Berkat info dari tukang minum, gue menemukan lapangan parkir khusus untuk pengunjung Monas, yang letaknya di seberang Balai Kota. Dari situ, gue emang masih harus jalan kaki lagi jika ingin menuju air mancur, tapi jalannya lebih nyaman (walaupun banyak orang pacaran).
Air mancur joget ini hanya dipentaskan di hari Sabtu dan Minggu, pukul 7 dan pukul 8 malam. 5 menit sebelum pertujukkan dimulai, semua lampu di lapangan Monas (kecuali lampu di gedung Monasnya) dimatiin. Gue sempet kaget, gue pikir ada pemadaman bergilir. Ternyata, itu adalah tanda bahwa pertunjukkan akan segera dimulai.

Pertunjukkan diawali dengan musik “jail-jali” yang kemudian diikuti dengan gerakan air yang naik turun, seakan mengikuti irama lagu. Gerakan air yang dinamis ini tambah bagus berkat adanya permainan warna lampu. Selain lagu jali-jali, ada beberapa lagu lagi yang dimainkan.
Selain pertunjukkan gerakan air yang mengikuti irama lagu tadi, ada juga pertunjukkan animasi dalam air. Jadi, air digunakan sebagai layar untuk memproyeksikan gambar animasi (mirip-mirip pertunjukkan di pulau Sentosa). Lumayan bagus, tapi gambarnya kurang gede.

Gue pernah liat pertunjukkan sejenis ini waktu gue ke Macau kemaren, di depan hotel Wyn’s. Tapi menurut gue, di Monas ini lebih keren karena lebih banyak yang nonton :D

Labels:

Kenapa Mesti Independent Traveler ?



“Kenapa, sih, lo lebih suka ber-independent traveler, kenapa juga gue nggak pake tur yang jelas-jelas lebih gampang?” Pertanyaan dari beberapa teman itu kerap muncul saat gue berencana untuk pergi ke suatu tempat tanpa bantuan guide.

Hmmm… sejak nekat pergi ke Singapura-KL beberapa tahun lalu, gue emang jadi tergila-gila ber-independent traveler. Gue lom berani menyebut gue backpacker, karena ya..gue baru aja memulai, masi suka pake koper, masi blom berani nginep ama orang yg ga dikenal.

Beberapa hal ini mungkin bisa mewakili jawaban kenapa ya gue lebih suka berjalan sendirian ketimbang pake tur guide:

1.Pastinya lebih murah.
Tanpa tur, biaya yang gue keluarkan bisa gue tekan seminimal mungkin. Kalau pake tur pastinya hotelnya bakal hotel bagus (walaupun rate-nya bisa lebih murah ketimbang mesen sendiri), terus makannnya juga di tempat mahal, dan kita mesti bayar jasa si guide lah, bayar ini itulah. Kalau gue pergi sendiri, semua biaya bisa gue sesuaikan dengan kemampuan gue.

2.Lebih suka-suka, lebih puas, lebih bebas.
Tur umumnya sudah punya jadwal dengan waktu yang sangat ketat. Di satu tempat ada batas waktunya, suka ga suka dengan tempat itu ya harus dikunjungi karena sudah ada dalam paket tur.
Beda halnya dengan pergi sendirian. Gue bisa semaunya. Kalau gue suka satu tempat, gue boleh berlama-lama di sana, bole balik lagi, dsb. Kalau nggak suka, gue bisa langsung cabut aja. Ga ada ketentuan ini itu yang mengekang.

3.Lebih mengenal sekitar.
Pake tur lo cuma tahunya dijemput di hotel, duduk manis dalam mobil, lalu sampai ke tempat tujuan. Lo hanya tahu “tempat ini indah, bagus, bla..bla..bla”. Lo nggak akan tahu perjuangan menuju tempat itu, harus naik kendaraan umum apa, bayarnya berapa, ada apa aja di seputar jalan menuju ke sana, dll.
Pergi sendiri, selain tahu rute jalan lo juga bisa mengenal kebiasaan penduduk setempat kalo menyeberang, kebiasaan di kendaraan umum, gaya pakaian mereka, gaya bicara mereka, gaya pacaran mereka, dsb, dsb.
Temen gue, yang pergi ke Bangkok dengan jasa guide, bukan cuma nggak tahu kendaraan umum di sana, dia bahkan nggak tahu di dearah mana tempat-tempat wisata yang ia kunjungi terletak.:D

4.Lebih berkesan
Pergi sendiri artinya lo harus mempersiapkan segalanya sematang mungkin. Lo harus menyusun rencana perjalanan sebaik mungkin agar lebih efisien, harus tahu kondisi sekitar, harus cari info ini itu, harus booking hotel, dsb, dsb. Susah dan ribet memang, tapi percayalah, hal itu akan meninggalkan kesan yang jauh lebih mendalam.

Persiapan Sebelum Pergi

Sebenernya, saat temen gue nanya gimana caranya supaya berani pergi sendiri, gue juga susah menjawab, sebab gue juga terbilang baru di dunia independent traveler ini. Baru beberapa kota dan negara aja yang gue kunjungi. Itu juga masih di kawasan Asia, belum ada kemampuan untuk melangkah lebih jauh.

Gue pikir nekat adalah emang modal utama yang harus dipunyai. Sewaktu airasia buka rute baru ke Bangkok, tanpa pikir panjang gue dan temen pesen tiket. Itu gue golongkan sebagai tindakan nekat, karena gue nggak tahu sama sekali tentang Bangkok. Masalahnya, kalau pikir-pikirnya terlalu lama, kursi hemat akan segera melayang. Ini gue alami waktu mau balik lagi ke Singapura beberapa waktu lalu. Temen gue mikirnya terlalu lama, hingga akhirnya kursi hemat ke Batam pun habis.

Tapi, perlu diingat. Nekat bukan berarti tanpa persiapan. Agar di sana nggak terjadi hal-hal aneh yang nggak diinginkan, perencanaan matang tetap harus dilakukan jauh-jauh hari. Sekadar sharing, berikut hal-hal yang biasanya gue lakukan sebelum pergi:

1.Cari info hotel.
Gue selalu pake hotel yang udah pernah direkomendasiin orang. Kalau hotel berbintang sih jelas, nggak perlu rekomendasi. Tapi yang gue booking kan hotel tanpa bintang alias hotel backpacker yang murmer. Tanpa rekomendasi dari orang, bisa-bisa salah pilih hotel.
Umumnya gue cari hotel di backpacker area karena selain murah, fasilitas di area itu lengkap. Supermarket, money changer, atm, tempat beli baju murah, warnet, tempat nongkrong 24 jam, toko buku, tempat makan murah meriah, pastinya ada. Dan tempat seperti itu selalu rame hingga malam hari.
Di Bali, tempat ini bisa ditemui di seputaran Kuta (gang Poppies misalnya), di KL ada Bukit Bintang, di Bangkok ada Khaosan.

2.Cari info tempat yang okeh buat didatangi.
Selain tahu letak tempatnya di mana (yang nantinya diperlukan untuk menentukan itinerary), infonya mesti juga dilengkapi dengan cara menuju ke sana, tiket masuknya berapa, ada ketentuan lain nggak(misalnya nggak boleh pake sandal, baju mesti rapi, dsb). Ini penting agar nggak terlalu banyak nanya dan kesasar yang ujung-ujungnya menghabiskan waktu.

3.Cari info soal semua angkutan umum di sana.
Plus cara pembayaran kendaaraan, sebab di beberapa kota akan lebih mudah menggunakan kartu (e-card) ketimbang menggunakan uang. Cek juga jam beroperasi kendaraan-kendaraan tersebut, jangan sampai ketinggalan dan nggak bisa balik ke hotel.

4.Cari info mengenai kebiasaan orang di sana, kriminalitas di sana, apa yang pantang dilakukan, dsb, dsb. Di Bangkok misalnya, ternyata pantang menunjuk foto/gambar keluarga kerajaan. Kalau ini kita lakukan, mereka bisa marah besar.

5.Sesudah dapat info yang diperlukan, booking hotel. Gue lebih suka booking hotel dari Jakarta, ketimbang langsung tembak di sana. Pertama karena Semakin jauh dari hari-H, harga hotel umumnya semakin murah. Dateng langsung, bisa dikenai harga selangit karena mereka tahu kita butuh. Kedua, gue jadi lebih tenang. Ketiga, ga ngabisin waktu buat muter-muter cari hotel.

6.Bikin itinerary. Walaupun nantinya bisa berubah sesuai kondisi di sana, paling nggak gue da punya pegangan.

7.Langkah selanjutnya, siapkan dokumen yang diperluin a.l bukti reservasi hotel, tiket pesawat, info-info dll. Gue juga selalu scan paspor, lalu gue kirim ke temen gue dan adek gue. Selain itu gue selalu bawa fotokopi paspor minimal 2. Tujuannya (mudah-mudahan ga akan terjadi), kalo paspor gue ilang, gue punya salinannya dan akan lebih mudah pengurusannya di KBRI nanti.

8.Siapin duit secukupnya. Kalo punya kartu kredit dan atm, bawa juga buat jaga-jaga aja (jangan mengandalkan ini). Gue selalu ngecek ke bank gue, apakah atm gue bisa berfungsi di kota yang gue tuju.

9.Gue pernah diajarin orang, cara nyimpen duit kalo pergi. Caranya, jangan nyimpen duit di satu tempat, jadi kalau salah satu hilang, masih punya cadangan yang lain. Usahin simpen atm atau kartu kredit di tempat yang berbeda dengan tempat paspor, sehingga kalo paspor ilang, lo masih punya dana untuk membuat paspor baru.

10.Terakhir, berdo’a dan salat hajat biar usaha lo di sana sukses. Good luck!

Labels: ,

Charger Adaptor

Selain berbagai macam chager-an (hp, kamera, dll) inilah alat yang selalu menemani gue kalo lagi jalan-jalan ke luar negeri: CHARGER ADAPTOR. Gunanya, buat menyambungkan ujung kabel charger-an kita (yang ujungnya ada dua dan bentuknya bulet), dengan colokan di berbagai negara yang kadang beda ama colokan di Indonesia.

Sebelumnya, charger adaptor gue kecil, cuma adaptor dari bentuk bulet (punya Indonesia) ke bentuk pipih dua. Harganya juga murah, nggak sampe sepuluh rebu. Nggak tahu keselip di mana, adaptornya ilang. Gue juga lupa waktu itu belinya di mana. Pendek kata, gue akhirnya beli adaptor ini, yang lumayan gede dan lumayan mahal. ( Gue beli di Ace Hardware Mampang, harganya sekitar 90 rebu lebih).

Walaupun susah banget mencet tombolnya karena rada keras, tapi…adaptor ini berguna banget karena bisa dipake di semua negara. Ada colokan buat negara Eropa (yang mirip ama colokan Indonesia), ada yang pipih dua (buat di America), ada pula yang pipih tiga (katanya buat di UK dan beberapa negara Eropa). Jadi gue ga perlu beli-beli adaptor lagi..

Labels:

Doping Ampuh

Gue termasuk orang yang gampang sakit. Tapi herannya, kalo urusan jalan-jalan, gue lebih kuat ketimbang temen-temen gue. Mo tahu rahasianya?

1.Biasanya, seminggu (atau lebih baik sebulan) sebelum hari H, gue bener-bener jaga kondisi. Nggak makan yang aneh-aneh, berenang dengan giatnya, minum multivitamin, dll. Pokoknya, gue usahain banget biar nggak drop.

2.Pakai Hansaplast koyo cabe di betis sebelum jalan-jalan terbukti ampuh banget mengatasi kaki pegal. Ini udah gue buktikan di berbagai kota dan negara :D. Dijamin, kaki lo nggak akan terasa pegel, walaupun lo mesti berjalan seharian.

3.Gue juga selalu bawa Tolak Angin Madu sachet dan Supradyn Recharge. Lumayan banget buat doping kalo udah capek.

4.Tapi penyebab yang utama sih kayaknya gara-gara gue doyan aja jalan-jalan, jadi secara psikologis gue merasa senang dan sehat selalu..

Labels: