Terios 7 Wonders Hidden Paradise: Cerita Bembi yang Bikin Iri
Travel, in the younger sort, is a part of education; in the elder, a part of experience.
***
Gelora Bung Karno
sore itu cukup ramai. Di sekeliling bangunan bundar yang menjadi markas tim
nasional tampak pemuda-pemudi berkostum olahraga, berlari sambil mendengarkan
musik , menenteng gadget teranyar dengan gaya. Di sudut lainnya, serombongan anak-anak yang menggunakan kaos
bertulisan “Parkour Jakarta” berlompatan ke sana-sini.
***
Nampaknya, cuaca
cerah sore itu membuat warga Jakarta terundang untuk datang ke GBK. Termasuk
saya. Saya sebenarnya sudah siap tempur, siap bergabung dengan para pelari berkeliling
GBK. Namun pertemuan saya dengan salah seorang kawan saya, Bambang Priadi alias
Bembi, membuat saya goyah iman. Saya lebih tertarik untuk duduk, menikmati
sepotong tempe hangat yang baru keluar dari penggorengan, sambil mendengarkan kisah
seru dari Bembi.
Cerita yang bikin
saya iri setengah mati.
***
***
Dengan gayanya
yang cool dan tenang, Bembi menceritakan kalau ia baru saja kembali dari road trip bersama Terios 7 Wonders, menyusuri 7 tempat eksotis di Indonesia selama
14 hari. Ia—bersama dengan tim
Daihatsu, jurnalis dan 7 blogger—menjelajahi Sawarna, Desa Kinahjero di Merapi, Tengger di Bromo, Baluran
dan Plengkung di Jawa Timur, Sade Rambitan di
Lombok, Dompu di Sumbawa, dan berakhir di Pulau Komodo.
“Kok bisa?” tanya
saya sambil menelan tempe mendoan kedua. Saya keki sekaligus iri.
“Gue ikutan lomba
blog Terios7Wonders yang diadain Daihatsu dan Vivalog. Alhamdulillah, Rah, gue
kepilih ikutan. Hehehe…beruntung banget ya, gue?” ucap Bembi sambil menyibakkan
rambut keriwilnya yang makin gondrong.
Ah, memang beruntung
benar si Bembi, pikir saya dalam hati. Jalan-jalan gratis, ke tempat-tempat
eksotis. Siapa yang tidak mau?
Bembi bercerita bahwa petualangan daratnya dimulai dari Desa Sawarna yang
berada di Desa Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Di desa ini, ia bersama rombongan
mengunjungi Pantai Ciantir dan Tanjung Layar, pantai indah yang makin naik daun dan menjadi satu
destinasi liburan orang-orang Jakarta. Ombaknya yang cukup tinggi membuat
pantai selatan ini kerap dijadikan tempat surfing para wisatawan asing.
Sunset di Pantai Tanjung Layar, Desa Sawarna FOTO: DOK. BAMBANG PRIADI |
“Gue udah pernah ke Sawarna sebelumnya, tapi kali ini rasanya beda banget. Apalagi gue pake mobil yang keren, disupirin pula. Biasanya kan nge-gembel,” tukas Bembi dengan cengiran lebar.
Bembi mengeluarkan fotonya. Ternyata, perjalanan Daihatsu7Wonders ini menggunakan 7 mobil Terios Putih teranyar. Saya makin iri mendengarnya.
Bembi mengeluarkan fotonya. Ternyata, perjalanan Daihatsu7Wonders ini menggunakan 7 mobil Terios Putih teranyar. Saya makin iri mendengarnya.
Ini dia 7 mobil Daihatsu Terios yang dipakai para petualang. Keren!! FOTO: DOK. DAIHATSU |
****
Perjalanan Bembi dan rombongan berlanjut. Di hari ke-4 mereka menuju ke Desa Kinahjero di lereng Gunung Merapi. Selain melihat area yang terkena imbas erupsi Merapi di tahun 2010 itu, mereka juga melakukan kegiatan sosial yakni menanam 10.000 pohon. Rombongan juga mengunjungi tempat tinggal Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi yang tersohor itu, serta Museum Sisa Hartaku, museum yang menjadi saksi keganasan letusan Gunung Merapi.
"Merinding gue liat sisa-sisa rumah yang ada, kebayang aja gimana rasanya ada di sana," cerita Bembi bergidik. Saya ikutan merinding.
Perjalanan Bembi dan rombongan berlanjut. Di hari ke-4 mereka menuju ke Desa Kinahjero di lereng Gunung Merapi. Selain melihat area yang terkena imbas erupsi Merapi di tahun 2010 itu, mereka juga melakukan kegiatan sosial yakni menanam 10.000 pohon. Rombongan juga mengunjungi tempat tinggal Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi yang tersohor itu, serta Museum Sisa Hartaku, museum yang menjadi saksi keganasan letusan Gunung Merapi.
"Merinding gue liat sisa-sisa rumah yang ada, kebayang aja gimana rasanya ada di sana," cerita Bembi bergidik. Saya ikutan merinding.
Kuat ternyata Si Putih ini nanjak di lereng Gunung Merapi FOTO: DOK. DAIHATSU |
Museum Sisa Hartaku FOTO: DOK. BAMBANG PRIADI |
Penanaman 10.000 pohon di Desa Kinahjero FOTO: DOK. BAMBANG PRIADI |
***
“Terus ke mana lagi?”
tanya saya tak sabar.
“Ke Tengger.”
Ya, tujuan Bembi dan rombongan Terios7Wonders selanjutnya adalah
Ranupani, Tengger. Menurut cerita Bembi, di sini mereka tidak diajak menuju kawah
Bromo (seperti yang biasanya dilakukan para turis ketika ke sini), tetapi malah
diajak melihat Ranupani, sebuah danau di kaki gunung Semeru yang terkenal
karena keindahannya. “Ngemping di pinggir danau,” imbuhnya.
Menginap di tenda tentu bukan hal baru bagi Bembi, yang
telah menjejakkan kakinya ke berbagai puncak gunung di Indonesia. Namun kali ini, kilat bahagia yang berbeda
terlihat di matanya. Ya iyalah, ke sananya bareng Terios!
Bosan dengan tempe
mendoan, kami berganti tempat duduk. Kali ini kami berpindah ke dekat pedagang
nasi goreng.
Cerita Bembi pun berlanjut.
Tujuan ke 4 Terios7Wonders adalah Baluran, yang terletak di
Situbondo. Taman Nasional ini kerap dijuluki sebagai Africa Van Java, karena hampir
seluruh bagian taman ini terdiri atas savanna kering berwarna coklat—bak padang
tandus di Afrika sana. “Gue bersafari malam,” katanya.
Saya pernah menginjakkan kaki ke Baluran. Pernah juga
bersafari malam. Namun bagi saya, cerita safari malam ala Terios ini terdengar
lebih menyenangkan. Apalagi ketika Bembi memperlihatkan foto-foto safari
malamnya ke saya. "Sayang, ga ketemuan Banteng."
Savana di TN Baluran. Mirip Afrika kan? FOTO: DOK. BAMBANG PRIADI |
“Ke mana lagi Bem?”
“Di Jawa selesai, setelah itu gue nyebrang ke Bali, dan
lanjut ke Lombok,” tukasnya. Di Lombok, Bembi dan rombongan bertolak ke Desa
Sade Rambitan, desa yang masih mempertahankan adat istiadatnya. Bukan hanya
bisa melihat arsitektur Nusa Tenggara yang masih asli, di sana mereka juga dapat melihat tarian penyambutan ala Suku Sasak.
salah satu sudut Desa Sade, dengan arsitektur yang masih asli. FOTO: DOK. BAMBANG PRIADI |
Salah satu tarian tradisional Sasak, yang menyambut rombongan Terios7Wonders. FOTO: DOK BAMBANG PRIADI |
Benar juga. Paling banter disambut anak-anak kecil yang merengek minta dagangannya dibeli.
Di Lombok, tim Terios7Wonders juga mengunjungi 2 pantai
tersembunyi di Lombok. Yang pertama adalah Pantai Tangsi, pantai berpasir pink yang
ada di selatan Lombok. Ada pula Pantai Selong Belanak, pantai berpasir putih
yang konon kecantikannya menyaingi Gili Trawangan, pulau terkenal di Pulau
Lombok. “Inilah hidden paradise sebenarnya,” ucap Bembi berapi-api.
Petualangan di Lombok dilengkapi dengan melakukan kegiatan sosial. Mereka menyumbang 400 buah buku dan membantu pengecatan sekolah SMA Al Masyhudien yang terletak tak jauh dari Desa Sade. Top!
Salah satu karang terjal di Pantai Tangsi. FOTO: DOK. DAIHATSU |
Petualangan di Lombok dilengkapi dengan melakukan kegiatan sosial. Mereka menyumbang 400 buah buku dan membantu pengecatan sekolah SMA Al Masyhudien yang terletak tak jauh dari Desa Sade. Top!
***
Di hari ke-10, Bembi dan kawan-kawan menuju meninggalkan Pulau Lombok menuju Sumbawa. Tujuan mereka di Sumbawa adalah Dompu dan Bima. Tempat ini mungkin terasa asing di telinga para turis Indonesia, tapi di mata turis mancanegara, tempat ini adalah surga tersembunyi.
"Cakep bener tempatnya. Sepanjang perjalanan, gue ngeliat laut biru yang keren banget," kenang Bembi, membuat saya membayangkan seperti apa rasanya berada di sana.
Surga...
***
Persinggahan terakhir Bembi dkk adalah Pulau Komodo. Selain menelusuri keindahan pulau yang terkenal dengan alam bawah laut, binatang komodo, dan pantai pink-nya ini, mereka juga mendapat kesempatan menginap di kapal Phinisi.
"Diving, sun-bathing, pokoknya yang enak-enak, deh," sahut Bembi ketika saya menanyakan kegiatan apa saja yang ia lakukan di kapal Phinisi itu. Saya, yang tak pernah menginap di kapal tentu sangat penasaran dengan hal ini.
Ah, iri saya menjadi-jadi.
***
"Jadi total 14 hari, dengan 7 destinasi?" pertanyaan saya segera muncul, ketika cerita Bembi berakhir.
"Ya, dimulai dari Sawarna, berakhir di Komodo. Kalau enggak salah, totalnya 2.566 km," katanya lagi.
" Tapi...tapi...lo kan udah ke beberapa tempat yang dituju. Ga asyik lagi dong?" tanya saya, lagi.
"Beda dong. Ini road trip. Sepanjang perjalanan gue bisa menemukan hal-hal lain, yang ga akan gue temukan kalau langsung menuju objek wisata. Gue bisa liat pemandangan, liat keseharian masyarakat setempat" ucap Bembi dengan mimik wajah yang sangat serius.
Belum sempat saya menyela, Bembi menambahkan," Apalagi ada misi sosial juga."
Ya, selain menjelajah, ada CSR yang dilakukan oleh Mistsubishi. Ada penanaman 10.000 pohon di Merapi, pembagian 400 buku di Lombok, dan penyerahan hewan kurban di Dompu.
Saya jadi teringat pepatah ala bule-bule "Travelling its not only about destination, but more about journey itself." Dan Bembi berhasil mendapatkannya, bersama Terios7Wonders.
PS:
Yang mau cerita serlengkapnya soal New 7 Wonders dari para blogger, dapat melihatnya di sini.
Laut biru membentang sepanjang jalur Dompu-Bima |
"Cakep bener tempatnya. Sepanjang perjalanan, gue ngeliat laut biru yang keren banget," kenang Bembi, membuat saya membayangkan seperti apa rasanya berada di sana.
Surga...
***
Persinggahan terakhir Bembi dkk adalah Pulau Komodo. Selain menelusuri keindahan pulau yang terkenal dengan alam bawah laut, binatang komodo, dan pantai pink-nya ini, mereka juga mendapat kesempatan menginap di kapal Phinisi.
"Diving, sun-bathing, pokoknya yang enak-enak, deh," sahut Bembi ketika saya menanyakan kegiatan apa saja yang ia lakukan di kapal Phinisi itu. Saya, yang tak pernah menginap di kapal tentu sangat penasaran dengan hal ini.
Ah, iri saya menjadi-jadi.
Pink beach yang eksotis FOTO: DOK. WIRA NURMANSYAH |
FOTO: DOK. WIRA NURMANSYAH |
Di kapal inilah, mereka ber-dive and live on board. FOTO: DOK. DAIHATSU |
***
"Jadi total 14 hari, dengan 7 destinasi?" pertanyaan saya segera muncul, ketika cerita Bembi berakhir.
"Ya, dimulai dari Sawarna, berakhir di Komodo. Kalau enggak salah, totalnya 2.566 km," katanya lagi.
" Tapi...tapi...lo kan udah ke beberapa tempat yang dituju. Ga asyik lagi dong?" tanya saya, lagi.
"Beda dong. Ini road trip. Sepanjang perjalanan gue bisa menemukan hal-hal lain, yang ga akan gue temukan kalau langsung menuju objek wisata. Gue bisa liat pemandangan, liat keseharian masyarakat setempat" ucap Bembi dengan mimik wajah yang sangat serius.
Belum sempat saya menyela, Bembi menambahkan," Apalagi ada misi sosial juga."
Ya, selain menjelajah, ada CSR yang dilakukan oleh Mistsubishi. Ada penanaman 10.000 pohon di Merapi, pembagian 400 buku di Lombok, dan penyerahan hewan kurban di Dompu.
Saya jadi teringat pepatah ala bule-bule "Travelling its not only about destination, but more about journey itself." Dan Bembi berhasil mendapatkannya, bersama Terios7Wonders.
PS:
Yang mau cerita serlengkapnya soal New 7 Wonders dari para blogger, dapat melihatnya di sini.