Pemenang enggak mendapatkan fasiltas tur, jadi di sana gue dan keshie mesti berkeliling sendirian. Enak juga sih, gue lebih bebas memilih tempat-tempat yang pengen gue datengi, bisa naek transportasi umum, dsb.
Sebenarnya, gue dan teman sudah membuat jadwal kasar selama 3 hari berada di London. Jadwal yang lumayan padat, mengingat waktu gue di sana sangat singkat. Tapi ternyata, ada acara dari TuneHotel—yang gue enggak tau sebelumnya—yakni tur ke markas Fulham, ketemu wasit terbaik Inggris, dan makan siang di sana. Acara ini berlangsung dari jam 11-2 siang, lumayan lama juga.Alhasil, jadwal yang udah kami buat mesti diubah total. Akhirnya kami mutusin, go with the wind blow aja deh, rencanain mau ke mana semalem sebelumnya aja.
Biar dapet banyak objek, di hari pertama kami merelakan diri keluar pagi-pagi buta. Di luar masih sepi banget, yang lewat hanya tukang-tukang pembersih jalanan yang heran ngeliat kita yang nekat keluar sepagi itu. Dan suhu di luar di pagi itu ternyata masih 13 derajat. Dingiin…
Karena masih pagi, kami memutuskan untuk mengunjungi objek yang bisa diliat dari luar aja, dan yang letaknya enggak jauh dari hotel (karena mesti kembali lagi ke hotel sebelum jam 11). Dari hotel, gue bergerak menuju Westminster Bridge Road, yang hanya selemparan galah dari hotel. Berlanjut ke Big Ben, menara jam yang termahsyur itu. Tadinya gue pikir, big ben itu sangat-sangat besar. Tapi ternyata, enggak sebesar yang gue pikir (walaupun tetep gede kalo dibandingin jam gadang).
Dari situ, gue berbelok ke arah House of Parliament, gedung yang menyatu dengan Big Ben. Di seberang gedung ini terdapat Westminster Abbey, gereja yang jadi tempat misa pemakaman Diana dan misa pernikahan William-Kate. Gereja bergaya Gothic ini sebenernya bisa dimasuki, tapi berhubung lom buka, gue cuman bisa foto di depannya aja.
Setelah puas berfoto-foto di depan Westminster Abbey, gue bergerak menuju Trafalgar Square. Waktu dulu, gue pernah baca buku yang judulnya Rendevous di Trafalgar Square, yang isinya menceritakan pertemuan dia dan mantan pacarnya di plaza itu. Penulis buku itu menggambarkan Trafalgar Square sebagai tempat yang sering dijadikan tempat nongkrong masyarakat Inggris dan titik pertemuan yang besar dan indah, penuh dengan burung-burung merpati. Cerita si penulis bikin gue membayangkan tempat ini seperti plaza-plaza di Italia (yang pernah gue liat di majalah). Tapi ternyata, Trafalgar Square hanya plaza kecil yang biasa aja. Plaza ini lantainya dilapisi beton, di tengah plaza ada air mancur dan sebuah tugu. Itu aja. Katanya sih, di sini akan rame kalau ada pertujukan atau demonstrasi..
Oiya, di dekat Trafalgar Square ada sebuah museum namanya National Gallery Museum. Sebenernya gue pengen masuk ke sini, tapi berhubung waktunya mepet, gue urungkan niat itu.
Dari Trafalgar Square, gue melangkah tanpa tujuan, mengikuti kaki dan mata aja. Kalo terlihat ada yang bagus, gue belok ke situ. Tapi susahnya, setiap sudut kota London bagus banget. Jadi kadang-kadang gue bingung mesti belok ke sini atau ke situ, karena sama-sama terlihat menarik. Akhirnya, ikutin intuisi aja.
Intuisi ini membawa gue ke sebuah taman besar, St. James Park. London emang kota taman, banyak \banget taman di sini. Di setiap pengkolan, pasti ada taman, baik taman besar ataupun taman kecil. St. James Park ini termasuk taman besar. Di tengahnya ada danau dan pulau kecil yang dinamakan Duck Island. Karena masih pagi, sedikit banget orang yang gue temui di sini, hanya beberapa pekerja kantor yang dateng kepagian, dan sekelompok tentara yang lagi latihan. Gue dan keshie sempet duduk-duduk sebentar di sini, sambil menikmati sandwich Tasco yang udah dibeli sebelumnya. Pengennya sih lama, tapi dinginnya itu loh, ga tahaan.
St. James Park ini bertetangga dengan Clearance House, tempat tinggal William dan Harry, dan istana Buckingham. Jadi gue menyempatkan diri mampir di kedua tempat ini sebelum balik ke hotel dan berkeliling Fulham.
Sebenernya, setiap hari jam 11 di Buckingham Palace ada guard changing ceremony alias upacara pergantian prajurit kerajaan. Tapi lagi-lagi, gue mesti mengejar banyak hal di tempat lain, sehingga dengan sangat terpaksa, gue melewatkan acara itu.
Labels: London